Mohon tunggu...
Harun Gafur
Harun Gafur Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sosial Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Cinta Sahabat, dan Surga Yang Dirindukan

19 Agustus 2022   02:32 Diperbarui: 19 Agustus 2022   16:46 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Harun Gafur Haliun

Jalan kebenaran itu sulit dan sungguh berat, barat, dengan onak dan duri. Semua orang tahu hal ini, tanpa ragu bagaimana tidak, dan mereka menyaksikan dan mendengar setiap hari algojo jahiliyah mengarahkan moncong senapan mereka, ke dada kaum Mukminin hingga prinsip jahiliyah sekarang ia tembak kearah aktivis Islam.

Kendati sulit dan susah, orang Mukmin menikmati dan menyukai jalan kebenaran serta menemukan kenikmatan di dalamnya, yang tidak dapat diungkap dengan kata. Sebab, kenikmatan ini hanya dirasakan oleh orang-orang yang merasakannya. Kendati misalnya, saya dapat menjelaskan sifat kenikmatan jalan kebenaran, namun saya tidak dapat menjelaskannya secara penuh. Saya berharap saya, Anda dan seluruh kaum Mukminin dianugerahi kenikmatan ini Kenikmatan jalan kebenaran sedekat sahabat senyaman cinta akan keluarga sampai ke surga dengan memudahkan segala kesulitan, disaat bersama dalam satu ikatan menghadapi hal yang susah menjadi gampang, rintangan menjadi muda, dan menjadikan seseorang kendati misalnya ia menjalani masa yang paling buruk dan baik sekalipun Anda lihat, ketika Haram bin Mihan Radhiyallahu Anhu ditusuk dengan tombak, tombak diambil dari tubuhnya, dan ia melihat darah mengucur dari tubuhnya, jamalah berkata, "Demi Allah, aku beruntung (Di wayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Begitu juga sahabat mulia, Utsman bin Madz'un - dhiyallahu Anhu, yang matanya dicukil di jalan Allah Ta'ala setelah menolak dilindungi orang musyrik dan lebih senang dengan perlindungan-Nya Al-Walad dan Mughirah berkata kepada Utsman bin Madz'un, Teini Allah, wahai keponakanku, dulu matamu sehat dan tidak seperti ini, sebab engkau dalam perlindungan kuat. Utsman bin Madz'un menjawab, "Demi Allah, mataku yang sehat perlu merasakan apa yang juga dirasakan mata yang lain di jalan Allah Aku berada dalam perlindungan pihak yang lebih kuat darimu" (Diriwayatkan Abu Nu'aim).

Apakah Anda tidak pernah mendengar perkataan Khalid bin Walid Radhiyallahu Anhu, "Aku lebih menyukai malam yang sangat dingin dan bersalju, di tengah-tengah pasukan yang akan menyerang musu pada pagi hari, dan pada malam aku mendapat pengantin yang aku cintai atau aku diberi kabar kelahiran anak laki-laki (Diriwayatkan Ibnu Al-Mubarak dan Abu Nu'aim).

Karena saking cinta jihad, menikmati kematian, dan lelah di jalan Allah taala, Shalahuddin Al-Ay yubi tidak menyukai kehidupan model istana dan kemewahan, lebih suka hidup di kemah dan padang pasir. Para sejarawan berkata tentang Shalahuddin Al-Ayyubi, "Setiap pembicaraan Shalahuddin Al-Ayyubi pasti berkisar tentang jihad dan mujahidin. Dan selalu melihat senjatanya dan lebih senang hidup di kemah, di padang pasir.

Ketika mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda di Perang Badar bahwa Allah Ta'ala memasukkan orang syahid di jalan-Nya ke surga, Umair bin Al-Ham berdiri seraya berkata, "Wahai Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Betul." Umair bin Al-Hammam berkata, "Bagus-Bagus." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Kenapa engkau berkata, "Bagus Bagus?" Umair bin Al-Hammam berkata, "Wahai Rasulullah, aku berkata seperti itu dengan harapan bisa menjadi penghuni surga." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Engka di penghuni surga." Setelah itu, Umair bin Al-Hammam mengeluarkan beberapa kurma dari tabungnya, memakannya, lalu berkata, "Jika aku hidup untuk makan kurma-kurma ini, maka itu terlalu lama." Lalu, la buang dan bertempur, hingga terbunuh. (Diriwa yatkan Ali dan Malik).

Khubaib bin Adi Radhiyallahu Anhu berkata ketika hendak dibunuh, Aku tidak peduli ketika aku dibunuh dalam keadaan Muslim mati seperti apa pun, yang jelas kematianku di jalan Allah dan Dzat-Nya Jika Dia berkehendak, Dia memberkahi persendian tubuh yang terkoyak (Diriwayatkan Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Baihaqi).

Umair bin Abu Waqqash Radhiyallahu Anhu, adik kandung Sa'ad bin Abu Waqqash Radhiyallahu Anhu yang baru berusia enam belas tahun saat Perang Badar, pergi ke medan perang dan bersembunyi dari penglihatan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena khawatir dipulangkan. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tahu keinginannya dan semangatnya untuk perang, beliau mengizinkannya perang, Umair bin Abu Waqqash pun bertempur, hingga terbunuh sebagai syahid. (Diriwayatkan Al-Hakim dan Ibnu Sa'ad).

Sebelum Perang Uhud, Abdullah bin Jahsy Radhi yallahu Anhu pergi ke salah satu tempat bersama Sa'ad bin Abu Waggash Radhiyallahu Anhu. Di tempat tersebut keduanya menyepakati salah satu dari keduanya berdua, dengan adaikan satunya. Di antara doa Abdullah bin Jahsy saat itu ialah, "Ya Allah, pertemukan aku dengan lawan kuat dan cepat. Aku perangi dia di jalan-Mu dan dia memerangiku lalu dia menangkapku dan memotong hidung dan telingaku. Jika aku bertemu denganMu kelak, Engkau berkata, Hai Abdullah, hidung dan telingamu terpotong di jalan apa?" Lalu, aku menjawab. Dijalan-Mu dan Rasul-Mu Engkaupun berfirman, Engkau berkata benar (Diriwa yatkan Al-Hakim dan Al-Baghawi).

Betapa agung dan menarik doa diatas! Jiwa seperti Abdullah bin Jahsy Radhiyallahu Anhu adalah jiwa-jiwa yang menjual apa saja yang dimilikinya kepada pemilik sejatinya dan sesuatu yang pahit menjadi manis baginya Doa seperti itu hanya keluar dari orang yang menikmati jalan kebenaran dan kemanisannya. Tidak ada sesuatu yang ia dambakan, kecuali mendapatkan keridhaan Allah taala dan bertemu dengan-Nya dalam keadaan taat dan gugur di jalan-Nya.

Orang-orang seperti itu layak diberi kekuasaan dan kemenangan oleh Allah Ta'ala serta dijadikan orang-orang pilihan. Apa yang dinginkan Abdullah bin Jahsy Radhiyallahu Anhu terkabul. la gugur sebagai syahid di Perang Uhud dan orang-orang musyrik memotong hidungnya. Barangkali, sebagian pembaca tidak tahu bahwa Abdullah bin Jahsy Radhiyallahu Anhui adalah salah satu keluarga elit Quraisy dan anak bibi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari jalur ayah.

Orang-orang seperti Abdullah bin laty Radhival Sihu Anhu berbahagia dengan berjalan di jalan kebenaran, kendati tubuh mereka disobek-tobek, mereka haus memerangi orang-orang berkulit putih dan hitam, diserang seluruh manusia dari satu arah, meninggalkan tanah air, dan berpisah dengan keluarga.

Anda juga melihat semangat menggebu-gebu untuk mati syahid dijalan Allah  pada diri Sa'ad bin Muadz Radhiyallahu Anhu Setelah mengeluarkan vonis hakum untuk Bani Quraidhah. Sa ad bin Muadz Radhyallahu Anhu berkata dalam keadaan terluka usai Perang Khandaq. Ya Allah, Engkau tahu aku suka memerangi orang-orang yang mendustakan Rasul-Mu dan mengusir beliau Ya Allah, aku yakin Engkau telah memutuskan terjadinya perang antara kami dengan mereka. Jika perang melawan Quraisy masih berlangsung, beri aku umur panjang, agar aku dapat memerangi mereka di jalan-Mu. Jika Engkau telah memutuskan perang, maka ledakkan perang itu dan matikan aku di dalamnya

Perang pun meletus. Saat kaum Muslimin berada di masjid, mereka melihat darah mengalir dari kemah Sa'ad bin Muadz Radhiyallahu Anhu Ketika itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sengaja menempatkan Sa'ad bin Muadz di kemah, di masjid, untuk menjalani pengobatan. Kaum Muslimin berkata. "Hai manusia, apa ini yang datang dari tempat kalian? Ternyata, Sa ad bin Muadz mengucurkan darah dan ia meninggal dunia karena kehabisan darah (Diriwayatkan ALB khari, Muslim, dan Ahmad)

Al-Mundzir bin Umair Radhiyallahu Anhu dijuluki Al-Mu'niq lil Maut (orang yang cepat mati syahid di jalan Allah) dikalangan sahabat ia mendapatkan julukan seperti itu, karena cepat mati syahid dan gugur sebagai syahid di peristiwa sumurMu Ketika Khalid digelendang untuk dibunuh, ia bahagia luar biasa. Ketika ia melihat salah seorang satiap melihat daranya sedih, ia berkata kepadanya saat mengucapkan salam perpisahan kepadanya, Anda jangan sedih. Aku akan pergi kepada Tuhanku,"

Aktivis Islam si Fulan mengalami luka parah di tangan kanannya di salah satu pertempuran, lalu tangan kanannya itu diputus total. Saat berada di antara hidup dan mati, ia tidak henti-hentinya berkata, "Aku menghadap kepada-Mu, ya Tu-hanku, agar Engkau ridha."

Aktivis lainnya menangis keras ketika tidak diperbolehkan ikut jihad, sebab tubuhnya kecil dan perawakannya lemah Padahal, ia ingin mati syahid. Ketika komandannya tahu ia menangis seperti itu, komandan itu berkata, "Ini yang aku inginkan. Lalu, sang komandan menggabungkan aktivis ini ke dalam pasukannya Ketika aktivis ini dibawa musuh untuk dibunuh setelah sebelumnya ditawan, ini mendoakan musuh mendapatkan balasan setimpal atas perbuatannya. Ketika itu, dengan suara amat keras, la berkali-kali berkata, "Korban kami masuk surga, sedang korban kalian masuk neraka.

Saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri sejumlah tokoh aktivis Islam tidur di atas tanah atau di atas satu selimut Mereka tidak punya apa-apa: makanan dan minuman Pakaian mereka hanyalah pakaian yang menutupi aurat mereka. Sebagian mereka tidur malam hari berbantalkan tangan, atau sepatu, atau piring yang mereka pakai makan tadi siang, atau ubin. Kendati demikian, mereka berbahagia, sebab mereka taat kepada Allah Ta'ala, tegar di atas kebenaran, ibadah, dan ketaatan, taat Allah Ta'ala, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Mereka bahagia seperti dia anugerahi dunia beserta isinya. Sepertinya, mereka meneriakkan secara berulang-ulang perkataan, "Kami merasakan kenikmatan dan andai penguasa tahu kenikmatan itu, mereka pasti memukuli kami dengan pedang Mereka tidak peduli dengan dunia dan aktivitas utama merekalah beramal untuk Islam dan mengokohkan eksistensinya di bumi. Hati mereka memandangkan sholeh, "Betapa manisnya mati di jalan Allah."

Orang-orang seperti itu menikmati jalan kebenaran dan merasakan manisnya, hingga tidak lagi merasakan bezatnya dan sulitnya jalan kebenaran. Bahkan, karena manisnya jalan kebenaran, maka siksa berubah menja dinikmat, pahit menjadi manis, susah jadi mudah, dan sesuatu yang mahal menjadi murah Keridhaan mereka terletak di keridhaan Tuhan mereka dan kecintaan mereka kepada sesuatu berasal dari kecintaan Allah Taala kepada sesuatu tersebut. Mereka segera mengerjakan apa saja yang dicintai dan diridhai Tuhan mereka, kendati misalnya mereka kehilangan dunia beserta seisinya Seorang penyair berkata, Jika tidak tidurkan membuat kalian ridha

Maka salam Allah untuk ngantukku." Ini. tentu tingkatan tinggi dan agung. Siapa diberi jalan kepada tingkatan tersebut, sungguh ia diberi jalan kepada kebaikan agung. Saya berdoa kepada Allah Za 'ala agar Dia menjadikan kita termasuk orang-orang yang diberi tingkatan itu. Sungguh, Dia Maha Mendengarkan dan Maha Mengabulkan doa. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun