Oleh : Bert Toar Polii
Miranda S Goeltom untuk kedua kalinya terpilih memimpin Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia sebagai Ketua Umum.
Ia terpilih dalam Kongres GABSI yang berlangsung tanggal 7-8 Desember 2018 di Padang sehingga ia akan memimpin PB GABSI masa bakti 2018-2022.
Sebelumnya ia juga pernah menjadi Ketua Umum PB GABSI pada periode 2002 -- 2006 yang lalu.
Di masa kepengurusan PB GABSI masa bakti 2002-2006 prestasi terbaik yang dicapai adalah suksesnya program Bridge Masuk Sekolah atau BMS. Kesuksesan ini membuat jumlah pemain bridge dikalangan usia muda meningkat sangat tajam. Ini di apresiasi oleh World Bridge Federation. Melalui Presiden World Bridge Federation saat itu, Jose Damiani berkali-kali memuji suksesnya BMS di Indonesia dalam pidatonya di berbagai kesempatan.
Selain itu, ia juga sempat menggelar turnamen bridge tingkat internasional BI Cup yang menarik minat banyak pemain top dari luar negeri untuk datang bertanding.
Dari sisi prestasi, tim nasional senior menjadi runner-up Senior Bowl di Portugal pada tahun 2005.
Memang di masa kepengurusan saat itu, prestasi bukan menjadi tujuan utama, tapi memasalkan olahraga bridge. Ini memang gaya kepemimpinan yang berbeda dengan umumnya Ketua Umum cabang olahraga.
Biasanya semua Ketua Umum akan menomorsatukan prestasi, karena tanpa prestasi agak sulit untuk mencari sponsor.
Memang di masa itu tim nasional dipilih berdasarkan seleksi kecuali tim nasional senior ketika sudah lolos dari Korea Selatan yang diganti pemainnya karena ingin meraih prestasi tingkat dunia. Ternyata keputusan itu tepat karena mereka bisa meraih runner-up di Portugal seperti yang diuraikan diatas.
Namun, menurut penulis prestasi juga perlu dipikirkan karena Indonesia masih berpeluang meraih prestasi tingkat dunia.