Surat Terbuka Buat SHS
Â
SHS BUAT SAYA TERKEJUT TIGA KALI
Â
Gubernur Sulut S H Sarundajang di setahun akhir masa jabatannya sebagai Gubernur Sulut membuat saya sebagai insan bridge terkejut tiga kali.
Pertama terjadi, ketika dalam memperingati HUT ke 70 beliau, ia memilih untuk mengadakan turnamen bridge sekaligus memberikan hadiah buat pasangan Henky Lasut/Eddy Manoppo yang mengharumkan nama Indonesia dan tentu saja Sulut ketika mereka berhasil menjadi juara dunia pasangan senior di Kejuaraan Dunia di Sanya tahun 2014.
Selanjutnya yang kedua, ketika ia mengambil insiatif untuk mengadakan Turnamen Bridge Internasional dengan mengundang 12 negara dari Eropa, Amerika, Australia dan Asia sekaligus dikaitkan dengan mempromosikan objek wisata di Sulut yang sudah terkenal, Bunaken.
Tindakan Gubernur Sulut ini seperti memperlihatkan betapa ia walaupun terlambat menyadari, olahraga bridge adalah olahraga andalan Sulut dan Indonesia dan seperti punya indera keenam seakan mengetahui, bridge akan menjadi andalan Indonesia di masa depan. Padahal keputusan mempertandingkan bridge di Asian Games 2018 di Indonesia baru ditetapkan hari Minggu tanggal 14 Juni 2014.
Apa yang dilakukan Gubernur Sulut ini telah membuat bangga Pengurus Besar Gabsi, komunitas bridge Indonesia serta para pemain bridge terkemuka di dunia bangga dan menyambut gembira.
Saya yang ikut membagikan undangan ketika mengikuti Turnamen Bridge Yeh Bros Cup di Sanghai dan The 50th Asia Pacific Bridge Federation di Bangkok telah mendapat sambutan yang luar biasa.
Selanjutnya ketika kembali ke Indonesia, saya diminta bantuan untuk menjadi Liasion Officer turnamen ini dan bertugas menghubungi para peserta yang berminat agar segera memberikan konfirmasi.
Berdasarkan hal tersebut dan sesuai undangan yang telah diedarkan ke seluruh dunia maka saya berhasil menghubungi dan meminta konfirmasi kepada :
Richard Greenside sebagai turnamen director dari Australia.
Ia kemudian menyatakan kesediannya memimpin turnamen ini dan akan datang bersama isterinya yang membantu di kamar hitung. Mereka telah membeli tiket dan akan terbang ke Manado pada tanggal 31 Juli agar bisa menikmati objek-objek wisata di Manado.
Jos Jacobs sebagai bulletin editor dari Belanda. Ia juga telah siap datang, bahkan akan ke Indonesia akhir Juli tapi singgah di Bali dulu dan baru ke Manado tanggal 2 Agustus tapi minta tambahan 3 hari untuk menikmati makanan dan wisata di Minahasa. Ia baru kembali ke Belanda tanggal 13 Agustus 2015.
Tim Inggeris sudah mendaftarkan nama dan tanggal kedatangan pada tanggal 1 Agustus 2015.
Hal yang sama juga dilakukan Norwegia, Australia, India dan Taiwan. Mereka semua sudah membeli tiket.
Yang sudah menyatakan kesediaan tapi belum membeli tiket adalah Jepang, dan Thailand.
Semuanya menyatakan sangat senang diundang ke Manado dan mereka telah berselancar di internet dan menyatakan tertarik ke Manado selain untuk bermain bridge tapi juga ingin menikmati keindahan objek-objek parawisata disana.
Bahkan ada beberapa pemain professional yang membatalkan keikutsertaan mereka di Summer North American Bridge League suatu turnamen bridge paling bergengsi di dunia yang kebetulan bertepatan dengan waktu penyelenggaraan Sarundajang Cup.
Â
Sayang sekali saya mendapat berita yang membuat saya terkejut untuk ketiga kalinyan yaitu rencana penundaan turnamen. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal dengan alas an apapun.
Saya berharap agar Gubernur Sulut S H Sarundajang mau menunjukan sikap sebagai Tuama Minahasa yang akan menjadi panutan dengan tetap menyelenggarakan turnamen ini sesuai komitmen awal yang dibuatnya karena ia telah menandatangani undangan yang dibagikan.
Penundaan hanya akan membuat semua kehilangan muka apalagi kita bukan hanya membawa nama daerah tapi juga membawa nama Negara yang kita cintai bersama.
Marilah jangan kita mencoreng muka kita untuk kedua kalinya karena pada beberapa tahun yang lalu dimana saya juga ikut menjadi pengundang, pihak penyelenggara di Sulut telah membatalkan turnamen internasional di saat-saat terakhir tanpa mau bertanggung jawab. Bahkan untuk menyambut para pemain ini, mereka juga tidak bersedia.
Â
Demikianlah harapan saya serta harapan para penggemar olahraga bridge yang bergabung di Group Penggemar Olahraga Bridge di Facebook serta What’s App.
Â
Salam,
Bert Toar Polii
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H