Berdasarkan hal tersebut dan sesuai undangan yang telah diedarkan ke seluruh dunia maka saya berhasil menghubungi dan meminta konfirmasi kepada :
Richard Greenside sebagai turnamen director dari Australia.
Ia kemudian menyatakan kesediannya memimpin turnamen ini dan akan datang bersama isterinya yang membantu di kamar hitung. Mereka telah membeli tiket dan akan terbang ke Manado pada tanggal 31 Juli agar bisa menikmati objek-objek wisata di Manado.
Jos Jacobs sebagai bulletin editor dari Belanda. Ia juga telah siap datang, bahkan akan ke Indonesia akhir Juli tapi singgah di Bali dulu dan baru ke Manado tanggal 2 Agustus tapi minta tambahan 3 hari untuk menikmati makanan dan wisata di Minahasa. Ia baru kembali ke Belanda tanggal 13 Agustus 2015.
Tim Inggeris sudah mendaftarkan nama dan tanggal kedatangan pada tanggal 1 Agustus 2015.
Hal yang sama juga dilakukan Norwegia, Australia, India dan Taiwan. Mereka semua sudah membeli tiket.
Yang sudah menyatakan kesediaan tapi belum membeli tiket adalah Jepang, dan Thailand.
Semuanya menyatakan sangat senang diundang ke Manado dan mereka telah berselancar di internet dan menyatakan tertarik ke Manado selain untuk bermain bridge tapi juga ingin menikmati keindahan objek-objek parawisata disana.
Bahkan ada beberapa pemain professional yang membatalkan keikutsertaan mereka di Summer North American Bridge League suatu turnamen bridge paling bergengsi di dunia yang kebetulan bertepatan dengan waktu penyelenggaraan Sarundajang Cup.
Â
Sayang sekali saya mendapat berita yang membuat saya terkejut untuk ketiga kalinyan yaitu rencana penundaan turnamen. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal dengan alas an apapun.
Saya berharap agar Gubernur Sulut S H Sarundajang mau menunjukan sikap sebagai Tuama Minahasa yang akan menjadi panutan dengan tetap menyelenggarakan turnamen ini sesuai komitmen awal yang dibuatnya karena ia telah menandatangani undangan yang dibagikan.
Penundaan hanya akan membuat semua kehilangan muka apalagi kita bukan hanya membawa nama daerah tapi juga membawa nama Negara yang kita cintai bersama.
Marilah jangan kita mencoreng muka kita untuk kedua kalinya karena pada beberapa tahun yang lalu dimana saya juga ikut menjadi pengundang, pihak penyelenggara di Sulut telah membatalkan turnamen internasional di saat-saat terakhir tanpa mau bertanggung jawab. Bahkan untuk menyambut para pemain ini, mereka juga tidak bersedia.
Â