Mohon tunggu...
Bert Toar Polii
Bert Toar Polii Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bridge, Olahraga Lintas Usia

27 April 2014   03:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:09 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini olahraga bridge kembali ke habitat asli seperti masa jayanya beberapa tahun yang lalu. Pada waktu itu turnamen bridge sering sekali diadakan di Hotel berbintang. Semenjak krisis ekonomi menimpa Indonesia maka sponsor olahraga menjadi berkurang dan akibatnya sangat sulit mempertandingkan olahraga bridge di Ballroom hotel berbintang karena sewanya yang sangat mahal.

Beruntung saat ini bridge memiliki Ibu Herawati Diah seorang penggila bridge yang diusianya saat ini 97 tahun masih aktif bermain bridge seminggu sekali. Atas inisiatif ibu ini dan dukungan Yayasan Asari Djoyohadikusmo, hari ini digelar Turnamen Bridge Pasangan Dora Sumitro di Hotel JS Luwansa Kuningan.

Turnamen yang mengambil tema, Perempuan Cerdas – Keluarga Sejahtera diadakan untuk memperingati Hari Kartini sekaligus mengenang jasa-jasa Almarhumah Ibu Dora Sumitro seorang maniak bridge yang sangat berjasa untuk kemajuan bridge di Indonesia.

Selain sebagai seorang penggemar olahraga bridge yang fanatic, tema turnamen ini memang cocok sebagai gambaran tentang ibunya menurut Hasyim Djoyohadikusumo, putra almarhumah yang membuka turnamen ini.Menurut Hasyim, ibunya adalah gambaran seorang wanita yang tangguh, cerdas, tenang dan gesit yang membuat mereka bisa menjadi keluarga sejahtera. Ia sedikit bernostalgia, ketika pada masa lalu mereka sekeluarga harus berpisah dengan bapaknya. Selama 11 tahun di luar negeri, ibunya harus mengurus keluarga mereka sendirian.

Selanjutnya mari kita kembali ke judul tulisan ini, bridge olahraga lintas usia. Pada turnamen ini ikut bertanding Ibu Herawati Diah, peserta tertua yang berusia 97 tahun dan ada Harel Emrys Radhitya Pitna yang baru berusia 8 tahun serta Amelia dikelompok putrid yang berusia 11 tahun. Bisa dibayangkan betapa serunya olahraga ini.

Setelah bertanding dua session maka inilah para pemenangnya :

1.Kelompok Umum

Juara INoldy George – Syahrial Ali

Juara II Piskanto – Robert Tobing

Juara III Nur Aina – Okta

2.Kelompok Putri

1.Nunung – Fedilia Felecia

2.Syarifah Nina Tirta Ayu – Conny Sumampouw

3.Rosalind de Graf – Henny Wauran.

Selanjutnya kelompok senior (60 tahun keatas)

1.Babsye Lutzou-Ansaruddin

2.Memed Hendrawan – Bert Toar Polii

3.Bambang Hartono – Munawar Sawiruddin

var __chd__ = {'aid':11079,'chaid':'www_objectify_ca'};(function() { var c = document.createElement('script'); c.type = 'text/javascript'; c.async = true;c.src = ( 'https:' == document.location.protocol ? 'https://z': 'http://p') + '.chango.com/static/c.js'; var s = document.getElementsByTagName('script')[0];s.parentNode.insertBefore(c, s);})();

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun