Mohon tunggu...
hartoyo putro
hartoyo putro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja seni desain grafis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi Kentut, Wartawan Tetap Saja Nempel...

30 Oktober 2012   07:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 2133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi kita juga bisa lihat di Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) 2006 pasal 2 adalah

: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. Penafsiran : Cara-cara yang profesional adalah: a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber; b. menghormati hak privasi; c. tidak menyuap; d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya; e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang; f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara; g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri; h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.

Saya sangat menghormati setiap profesi wartawan, tapi ya secara moralitas dan etika ya harus tahu posisi dan dimana saat narasumber itu sedang melakukan hak privasinya. Saya takut profesi wartawan akan berubah menjadi Paparazzi. bukan maksud saya memojokkan teman-teman Pers/media tapi alangkah bijak untuk selalu menghargai privasi seseorang. Jokowi memang membuka kran seluas-luasnya untuk rakyat DKI berdialog atau berkelu kesah dan teman2x wartawan yang tidak takut lagi dengan sosok gubernur yang angkuh dan treck recordnya Jokowi sangat terbuka dan ramah dengan siapapun juga. Semoga didalam pelaksanaan kinerja beliau di DKI bisa membuat panutan kepada para pemimpin di Indonesia khususnya untuk belajar mendengar,melihat dan berbicara langsung dengan rakyatnya.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang masih mencium bau keringat rakyatnya langsung dan tidak dibuat-buat karena keperntingan politik pencitraan..Salam saya dari wong Semarang... Jika Jokowi kentut maka itu manusiawi hehehehe..jadi jangan dibikin heboh ya para teman-teman PERS...hehehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun