Mohon tunggu...
Hartopo PN
Hartopo PN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani Sawit dan Karet

Lahir di Yogyakarta. Tinggal di Bengkulu sejak 2009. Pernah kuliah di Geografi UGM. Mulai 2009 bertani & berkebun sawit & karet. Nikah 1997 & dikaruniai 3 anak laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awas! Modus Operandi Terbaru Penipuan

29 April 2014   14:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini saya dikejutkan oleh adanya cara penipuan gaya baru. Cara penipuan tersebut masih sama melalui SMS yang dilanjutkan dengan telepon, hanya caranya memancing rasa penasaran calon korbannya berbeda dengan yang sudah basi seperti; menginformasikan mendapat hadiah mobil atau uang, anggota keluarga mengalami kecelakaan lalu lintas, minta pulsa, dan sebagainya. Kalau yang baru-baru ini adalah cara demikian.

Kebetulan kasus terbaru ini menimpa seorang tetangga saya. Domisili kami di Mukomuko, Bengkulu, Sumatera. Peristiwanya terjadi kemarin, hari Senin, 28 April 2014. Prosesnya sudah diawali beberapa hari sebelumnya.

Kronologisnya, tetangga saya itu di-SMS, sebut saja namanya Y. Penipu tersebut mengaku teman lama sekali dan masih berada di Malaysia, sehingga Y tetap tak ingat. Penipu mengaku sudah lama sekali bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sejak dari awal Y terpengaruh karena penipu sudah tahu nama Y. Penipu ini berniat akan investasi senilai RM 2 juta, kalau sekarang kurs nilai tukar mata uangnya RM 1 = Rp 3.600,- katakanlah demikian, maka nilai investasi itu mencapai Rp 7,2 M. Luar biasa besarnya. Dari ber-SMS intensif, penipu tertarik akan berinvestasi menyesuaikan dengan bidang bisnis yang diinginkan Y. Penipu ini kalau ditanya mengapa tak dilakukan sendiri, pulang ke Indon dulu untuk mengurus segala sesuatunya, penipu mengatakan kalau istrinya dan/atau mertuanya sudah tak mengharapkan kedatangannya, jadi langsung akan mempercayakan segalanya pada Y, karena sebagai teman lama. Y tertarik walaupun tak ingat terhadap penipu karena penipu sudah mengetahui nama Y sejak dari awalnya. Hal tersebut sudah tak mengherankan kita yang sudah lama sekali mengenal dunia internet bahwa nama dan no HP kita, email kita, dan lain-lainnya, orang bisa mengetahuinya atau mencari tahu.

Karena nilai investasi tersebut sudah miliaran rupiah, maka Y disarankan ke Jakarta, ke PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan) untuk pencairan dana investasi yang ditransfer ke rekening Y tersebut. Kalau sudah sampai pada tahap pembicaraan demikian, maka penipu sudah intensif melalui telpon. Apabila Y sudah termakan penipuannya, maka dana investasi segera ditransfer, maka Y harus segera bergerak ke Jakarta.

Alhamdulillaah, ketika sudah sampai di bandara Fatmawati Bengkulu, walaupun Y sudah mem-booking tiket pesawat untuk 2 orang karena Y mengajak seorang teman berhubung tak berani pergi sendirian, maka Y kebetulan SMS dan telepon saya. Beruntung Y belum membayar tiket pesawatnya. Sehari sebelumnya Y sudah SMS saya, awalnya tanya kurs nilai tukar mata uang ringgit (RM) terhadap rupiah, kemudian tanya apa itu PPATK. Saya kira Y berniat akan menjadi TKI karena profesinya sebagai tukang yang sudah berpengalaman yang sudah mampu menjadi kontraktor bangunan perorangan kecil-kecilan walau hanya berpendidikan formal kalau tak SMP ya SD. Tetapi kok terus tanya PPATK. Saya kira akan melaporkan siapa karena kebetulan daerah kami ada indikasi banyak terjadi kasus korupsi. Ternyata tak, Y mengatakan kalau hanya untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Y masih belum terus terang kepada saya. Saya kira Y mendapat pekerjaan mendapatkan seorang investor dari Malaysia untuk membangun rumah sarang burung wallet atau apa karena di Sumatera memang semakin banyak investor Malaysia yang berbisnis perkebunan kelapa sawit dan/atau membangun pabrik CPO. Kebetulan Y sudah sering mendapat pekerjaan untuk membangun camp-camp di lahan perkebunan kelapa sawit dan rumah-rumah penduduk sekitar daerah kami.

Kebetulan karena sudah berada di bandara Fatmawati sekitar jam 06.00 WIB maka Y telpon saya menggunakan paket telpon murah berhubung saya sedang berada di Selangor Malaysia. Y tanya alamat PPATK. Maka saya segera buka internet pagi itu untuk mencari alamat PPATK dan buka wikimapia (kebetulan saya termasuk salah satu kontributornya) untuk mencari posisi PPATK tersebut. Begitu Y mendapat alamat lengkap PPATK yang ada nomor teleponnya, maka Y segera telepon PPATK untuk klarifikasi semuanya.

Alhamdulillaah Y mendapat kejelasan dan kepastiannya dari PPATK langsung sehingga merasa telah terbebas dari penipuan pagi itu juga dan tak jadi membayar tiket pesawat untuk terbang ke Jakarta yang rencana take-off penerbangannya jam 14.45 WIB. Y segera telepon saya bahwa belum ada transaksi transfer uang dari Malaysia atas nama penipu ke rekening Y dan Y tak jadi membayar administrasi atau apa ke oknum PPATK sebesar Rp 1.750.000,- untuk memproses pencairan dananya.

Setelah telepon saya, Y mengajak temannya pulang kembali ke rumahnya. Setelah tiba di rumah, Y telepon saya lagi mengatakan bersyukur telah terbebas dari penipuan walau terpaksa sudah mengeluarkan uang untuk perjalanan pulang-pergi dari rumah ke bandara Fatmawati dengan mengajak teman, mendekati sekitar Rp 500 ribulah.

Tulisan ini segera saya buat dan disiarkan melalui kompasiana dengan harapan supaya segera diketahui banyak orang semoga jangan sampai ada yang tertipu dengan modus operandi di atas. Terima kasih.

Maaf agak bertele-tele. Yang penting semoga bisa bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun