Mohon tunggu...
Maaf Kena Heker
Maaf Kena Heker Mohon Tunggu... -

......

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi yang Baik Hati

28 Agustus 2012   10:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:13 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita pasti  tercengang dengan kepemimpinan Joko Widodo yang lebih mementingkan rakyat. Tampak kedekatan itu berpadu dengan nuansa kebersamaan. Rakyat tenang, hatipun senang. Bila suatu saat   jiwa kepemimpinan itu "mengalir" terus pada periode - periode berikutnya, sudah pasti terasa nikmat kemerdekaan ini. Bayangkan saja,  tak perlu melakukan negosiasi berhadapan dengan kawalan Satuan Polisi Pamong Praja menertibakan pedagang, seruan untuk berdialog dikediaman sang Walikota, mendengarkan aspirasi rakyat kian dekat.  Toh, perundingan berahir alot. Apa kiat mujarab Jokowi? Mungkin membentengi hati rakyat merupakan harga mati! Sayangnya Jokowi hanya melakukan aksi itu di Keraton. Bisa saja rakyat didaerah merindukan sosok kepemimpinan beliau. Akan tetapi kota Metroplitan (Jakarta) akan "terbius" oleh sosok Jokowi yang baik hati. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta babak pertama silam, memberikan suara kepadanya.  Hasil babak kedua menjadi penentu siapa yang bakal menduduki kursi Gubernur (?). Semuanya kembali kepada rakyat yang memilih.  Kenapa ini bisa terjadi? Bisa saja ini dampak dari hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemimpin,  yang saat mencalonkan terlalu mengumbar janji tampa pasti atau tak ada pemimpin yang loyal kepada rakyat. Ini hanya tanda tanya(?). Seandainya Jokowi menang apa yang terjadi dijakarta? Pasti terpikir dan terbayang adanya suatu perubahan. Masalah macet, banjir, sampah, kemiskinan   dan lain - lain perlahan teratasi. Kenapa mesti Jokowi yang kini tampil beda? Kemana jiwa kepemimpinan bangsa kita ini. Seruan dukungan Jokowi, "meluap" sampai kedaerah. Warung kopi, tempat keramaian terurai kalimat indah membicarakan sosok beliau lewat tayangan infromasi publik. Jika ini yang diingikan bangsa ini, haruskah Jokowi "melompat" menjadi Presiden? Karena memang rakyat didaerah butuh kecipretan sosok beliau. Haruskah hanya  Keraton menikmati itu. Tapi semua generasi muda bangsa ini masih banyak yang menjadi bibit kelak. Atau kita lagi "miskin" jiwa kepemimpinan. Yah,..mari kita bertanya kepada rumput yang bergoyang (Ebiet, Ag). Tak ubah serial flim yang tayang dalam kisah sejarah pendekar hadir dalam pemirsa/penonton menyaksikan  petualangan Joko Tingkir dan Joko Tingkir dan Joko Tole beraksi, sebagai pahlawan dalam flim itu. Semoga pendekar - pendekar bangsa ini bangkit membangun negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun