Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023, Prodi PPG Sekolah Pascasarjana UM

Saya memiliki ketertarikan pada bidang sejarah, sosial, politik, pemerintahan, hukum dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw dalam Pembelajaran Sejarah

19 Juni 2024   16:25 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Defenisi Model Pembelajaran Teknik Jigsaw

Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa Ingris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.( Rusman, 2008.203).

Kelebihan dan kekurangan Model Kooperatif Jigsaw

Adapun kelebihan-kelebihan metode jigsaw adalah sebagai berikut:

  • Cocok untuk semua kelas atau tingkatan
  • Bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan atau berbicara. Juga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran.
  • Belajar dalam suasana gotong-royong mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
  • Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya.
  • Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.
  • Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk oleh guru.
  • Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
  • Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda.
  • Memperbaiki kehadiran.
  • Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar.
  • Sikap apatis berkurang.
  • Pemahaman materi lebih mendalam.
  • Meningkatkan motivasi belajar.  

Sedangkan kekurangan metode jigsaw adalah sebagai berikut: .

  • Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet.
  • Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.
  • Membutuhkan lebih banyak waktu.
  • Membutuhkan pengajar yang kreatif.

Alasan Memakai Model Jigsaw

Alasan saya memilih model pembelajaran Jigsaw dikarenakan model ini salah satu model yang cocok di gunakan dalam pembelajaran sejarah. kita ketahui bahwa pelajaran sejarah identik dengan membosankan, cerita masa lampau yang tetap saja di ajarkan, sedangkan pendidik atau guru biasanya cara menerangkan kesannya lebih datar dan monoton. Untuk itu agar siswa lebih giat dan senang untuk mempelajari sejarah, maka saya memilih salah satu metode jigsaw dalam pembelajaran. Disini tidak hanya guru yang aktif di dalam kelas, melainkan siswa juga dituntun aktif di dalam kelas yang memang harus aktif dan di jelaskan dalam kurikulum 2013. 

Model jigsaw ini menerapkan siswa untuk berdiskusi sesama temannya, namun yang membedakan dalam model jigsaw ini tidak hanya siswa tertentu yang aktif dalam berdiskusi, melainkan semua siswa dapat aktif. Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi bahwasanya model jigsaw akan membagi siswa dalam sebuah kelompok yang di dalam kelompok itu mempunyai tugas masing-masing yang biasa disebut kelompok asal dan kelompok ahli. Dengan dibentuknya seperti itu maka kelompok ahli dapat berdiskusi dengan kelompok ahli lainnya setelah selesai kembali lagi pada kelompok asal dan di situlah terjadi tukar fikiran apa saja yang diperoleh saat berdiskusi dengan kelompok ahli. Dengan seperti itu maka siswa akan lebih kreatif dan tidak hanya diam saja di kelas serta pembelajaran tidak akan membosankan. Kita sebagai guru dalam menerapkan model ini buat sekreatif mungkin agar siswa tidak merasa bosan dan buat siswa semakin nyaman dalam pembelajaran agar siswa lebih mampu menggali kreatifitas yang dimilikinya.

Teknik ini selain didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri, juga menuntut saling ketergantungan yang positif (saling membantu) dengan teman sekelompok. Siswa/siswi tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya.

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun