Mohon tunggu...
Hartini Hartini
Hartini Hartini Mohon Tunggu... Guru - SMAN 1 Randudongkal

Belajar jadi guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

9 Februari 2024   12:40 Diperbarui: 9 Februari 2024   12:48 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelumnya saya kutipkan kalimat bijak berikut ini untuk menjadikan renungan bagi kita bersama.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan itu mengandung makna bahwa pendidikan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perilaku etis pada manusia.

Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai suatu upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, serta tubuh anak.

Guru haruslah menjadi teladan, seorang model sekaligus mentor dari anak/siswa di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa. Guru harus mengutamakan kepentingan siswa  yang dalam konteks pendidikan adalah bagaimana mereka bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan, maka perlu kiranya dalam pembelajaran materi saya di kelas, unsur menghargai kodrat alam mereka yang berbeda dan memberi makna kontekstual terhadap kodrat zaman mereka di hari depan.

Setelah kita memahami beberapa hal diatas, berikut adalah pendekatan atas tinjauan dari koneksi antar materi pada modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak tentang pengambilan keputusan.

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
  • Semboyan KHD dalam bahasa Jawa yang berbunyi, 'Ing ngarso sung tuladha, ing madya membangun, tut wuri handayani'. Artinya 'di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan'. semboyan ciptaan Ki Hajar Dewantara tersebut sampai kini slogan Kementerian Pendidikan Indonesia. Seorang pemimpin  dalam hal ini Guru harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya. Semboyan ini memiliki makna mendalam dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan yang selalu berpihak kepada murid untuk menjadikan generasi cerdas dan berkarakter profil pelajar Pancasila. Hal ini dapat kita lakukan selama proses pembelajaran di sekolah. Tidak hanya konten kurikulum namun transfer nilai -nilai kebajikan dapat kita sampaikan secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan keteladanan disetiap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, humanis dan menerima masukan dari khalayak
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
  • Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir, berpikir berbasis Peraturan dan berpikir berbasis Rasa Peduli. Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita jika pengambilan keputusan dapat di pertanggungjawabkan dan memiliki keberpihakan pada murid serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan kondusif. Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-murid kita. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan - kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan.
  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
  • Dalam melaksanakan tugas, kita selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan yang membutuhkan suatu keputusan dalam penyelesaiannya. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan langkah-langkah yang mengacu pada prinsip tertentu, karena dalam pengambilan keputusan berkaitan erat dengan masa depan suatu organisasi, apalagi menyangkut pada keputusan yang sifatnya strategis. Salah satu faktor yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan adalah keterampilan coaching. Kemampuan coaching pada guru harus ditingkatkan karena memberikan pemahaman bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dengan potensi yang berbeda. Ini bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi memberikan alat kepada siswa untuk memahami dan mengelola potensinya sendiri.Melalui coaching potensi setiap guru dapat dioptimalisasi sesuai dengan kebutuhan yang nantinya dapat membantu para guru dalam proses peningkatan kompetensi dengan menerapkan kegiatan pembelajaran baru yang dimodifikasi dari sebelumnya. Jadi dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemimpin tidak lagi menjadi hal yang menakutkan karena dapat dikemas dalam percakapan-percakapan coaching yang membantu para guru berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan dalam buah pikir dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid.
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
  • Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik .
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
  • Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehingga dengan nilai- nilai dari seorang pendidik tersebut, yang merupakan landasan pemikiran yang dimiliki akan cenderung pada prinsip " melakukan demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/ nilai- nilai dalam diri dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Supaya seorang pendidik dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang terjadi.
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
  • Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali / mengidentifikasi terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan . Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman
  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
  • Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus -- kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi saya. Namun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan. Paradigma yang sudah tertanam begitu lama di benak warga sekolah (kepala sekolah, guru, murid, wali murid dan masyarakat) dan telah menjadi budaya tentu akan menjadi sebuah tantangan dan sulit dihilangkan. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak. Adapun pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. 
  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
  • Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang guru akan memberi pengaruh terhadap pengajaran murid-murid atau peserta didik. Pengaruh tersebut bisa positif dan dapat pula negatif. Yang palingpenting sebagai landasan dalam membuat keputusan harus mengupayakan kemungkinan semakin meningkatnya pengajaran yang memerdekakan murid. Peserta didik harus menjadi prioritas dari para pendidik agar mereka mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari proses pembelajaran yang berpihak pada mereka. Keputusan pembelajaran yang tepat oleh seorang pendidik dilakukan berdasar pada potensi peserta didik yang berbeda-beda disebabkan adanya perbedaan bakat, minat, gaya belajar, dan mengenali karakteristik unik yang dimiliki. Berangkat dari hasil asesmen dan observasi tersebut, kita sebagai pendidik kemudian memutuskan pengajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, baik dari sisi konten, media yang digunakan, hingga model dan metode pembelajaran yang dipilih. Dengan kata lain pendekatan pembelajaran diferensiasi dapat menjadi alternatif pertama yang menciptakan merdeka belajar peserta didik.
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Ketika seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran membuat sebuah keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif serta mandiri dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri kelak. Dengan kata lain akan membawa dampak baik jangka pendek VS jangka panjang bagi murid-murid. Dimasa depan mereka akan tumbuh menjadi individu-individu yang bijak, tangguh, dan penuh pertimbangan dalam membuat keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya. Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan datang. Bagitu pula sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana, maka bisa jadi akan berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Seorang pemimpin pendidikan harus tepat dalam mengambil keputusan, baik yang berkaitan dengan desain kurikulum, metodologi pengajaran, atau lingkungan sekolah secara keseluruhan, mempunyai konsekuensi yang luas. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
  • Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid sehingga dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan.Jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada  nilai kebajikan universal,bertanggung jawab,berpihak pada murid,berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani),Pada akhirnya kaitan modul-modul ini menggarisbawahi sifat pendidikan efektif yang memiliki banyak aspek dan perlunya pendidik untuk terus beradaptasi dan mengintegrasikan pengetahuan mereka untuk memberikan pelayanan terbaik kepada siswanya dan menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang holistik dan adaptif.
  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
  • Saya menjadi memahami tentang konsep-konsep yang tercakup dalam modul ini, termasuk dilema etika dan bujukan moral, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian.Saya belajar tentang seluk-beluk pengambilan keputusan etis, menyoroti kompleksitas moral yang mungkin dihadapi pendidik dalam peran mereka di lapangan. Keempat paradigma pengambilan keputusan telah memberikan perspektif berharga tentang bagaimana pendekatan yang berbeda dapat diterapkan untuk mengatasi dilema etika. Ketiga prinsip pengambilan keputusan tersebut telah memperkuat pentingnya etika, legalitas, dan profesionalisme dalam memandu pengambilan keputusan. Selain itu, sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian telah menawarkan kerangka sistematis untuk membuat pilihan yang tepat. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran , pertimbangan dan masukan dari warga sekolah semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
  • Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menghadapi situasi sebagai seorang pemimpin di mana menemui dilema moral dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya, keputusan saya sering kali dipengaruhi oleh pemikiran pribadi dan naluri, memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Namun modul ini telah memperkenalkan saya pada berbagai paradigma, prinsip, dan langkah yang dapat diterapkan untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan menyeluruh. Perbedaannya setelah mempelajari modul ini bahwa dalam mengambil keputusan  berdasarkan pola yang diajarkan dan menjadi acuan baru yang sangat rinci, hati -- hati dan tidak terburu -- buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing -- masing.
  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
  • Perubahan yang saya alami setelah mempelajari konsep ini adalah  Saya lebih  berhati -- hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.. Dalam mengambil keputusan saya menjadi mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah  . Saya ebih meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain. Saya  juga lebih cenderung terlibat dalam refleksi kritis dan mencari perspektif yang beragam sebelum mengambil keputusan.
  •  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
  • Mempelajari topik-topik yang dibahas dalam modul ini sangatlah penting dan memberi banyak manfaat bagi saya baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai seorang individu, hal ini telah meningkatkan kesadaran etis saya dan memperkaya keterampilan pengambilan keputusan saya dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang saya menghadapi dilema pribadi dengan perspektif yang lebih terstruktur dan penuh pertimbangan, memastikan bahwa tindakan saya sejalan dengan nilai-nilai saya. Sebagai seorang pemimpin, pengetahuan ini sangat berharga. Karena dalam keseharian sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab yang memberi dampak positif kepada peserta didik
  • Demikian koneksi antar materi yang saya sampaikan, dengan menyadari sepenuhnya bahwa saya masih sangat perlu untuk belajar lebih banyak, untuk itu mohon masukannya agar menjadikan motivasi bagi saya untuk selalu tergerak belajar dan melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk orang lain. Guru tergerak, bergerak dan menggerakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun