Senter Ucok yang dipegang Fred dan tongkatnya menjadi pemandu jalan kami menuju Dusun itu.
"Sebelum berangkat, pakai dulu lotion anti-nyamuk, biar gak kenyamukan," ujar Lukman, merogoh tasnya.
Hingga menuju sungai, Anggi melihat anak kuskus merangkak ke ranting dahan. Dikekernya perlahan dengan kameranya sambil berjalan, tak sadar, kakinya terjebak dalam kayu jembatan. Dan terkilir.
"Aduuh," rintihnya
"Hantuuuuuuu," teriak Kanaya ketakutan.
Fred, sigap menggapai Anggi. Meski terkilir, Anggi masih saja mendahulukan kamera dan semua asesorisnya untuk diselamatkan.
"Kita perban dulu, ini ada krim pereda nyeri,"Fred mengeluarkannya di tas.
Tak lama, Ucok datang. Segera saja Anggi diantar ke dusun, dengan kaki terpincang-pincang.
Tinggal kami ber-lima, melanjutkan hingga ke dusun itu. Kanaya dalam suasana cemas sangat tinggi. Aku coba menenangkan, sinar Hpnya disorotnya ke segala arah.
Akhirnya, kami sampai ke dusun itu dengan selamat. Dan Kanaya lulus menghadapi ujian ketakutannya.