Suara motor mengerang keras dari belakang. Ucok turun, melemparinya dengan batu, dan mereka lari ke arah sama yang Fred lalui.
"Mana Jeriken dan airnya," tanyaku
 "Ada lubang longsoran disana, saya terperosok tadi, jeriken dan airnya jatuh dari kaitan motor, mobil sepertinya juga tak bisa melaluinya," ucapnya.
Hpku bergetar, ada SMS masuk, kuharap itu Fred. Ternyata SMS balasan temanku. Dia On-The-Way meminta waktu 2 jam-an kemari. Namun, dia meminta titik lokasi yang jelas, segera.
 "Aduh, Battery dan sinyal sama-sama low," keluhku.
Ini hampir pukul 18.00. Â Ya ampun, binatang malam akan lalu-lalang menuju sungai itu.
Suara Pluit "priit..priit...priitt" menggema dari arah sungai. Itu barangkali Fred, karena meski tua, dia teliti membawa perlengkapan survival-nya setiap berpergian menjelajahi hutan.
"Lukman, kamu dengar? Itu pasti Fred,"ucapku.
Tanpa pikir, aku mengajak Lukman mencari Fred. Ucok kuminta tinggal berjaga bersama Her, membuat api unggun, mencegah hewan buas di dekat mobil. Lainnya, berdiam saja di dalam mobil.
"Bolehkah aku pinjam botol air ditasmu itu," Tanyaku ke Kanaya, dia mengangguk.