Aku melihat kemana  Fred berjalan tadi.
"Lihat, di seberang lembah itu, ada sungai kecil-kan, Fred pasti mencari air," ujarku
Kulihat jam, pukul 17.15. Empat orang di rombongan, Istri Lukman, Prita beserta Kevin anaknya. Dan juga Anggi dan Kanaya masih tenang di dalam Minibus. Lukman dan Her masih mengamati radioator mesin.
Berapa lama waktu yang diperlukan mesin dingin dan normal lagi? Entahlah. Ini sepertinya gambling! Ya sudah, aku menghubungi temanku di kota, menjemputku dengan mobil lain, ya just-in-case!
Lagi-lagi sinyal masih tipis, ku-SMS sajalah dia, soal ini.
Teringat pula, Pak Ucok, petugas hutan  di pintu masuk, tadi pagi memberikan hotline. Coba-coba kutelpon, meminta bantuannya.
"Kami ada masalah di sini, bla..bla..bla.... cepat kemari ya," pintaku.
"Siap, pak," Ucok menyanggupi datang dalam waktu 15-20 menit-an kemari.
Hatiku tenang sesaat. Kulihat matahari mulai tenggelam. Tak terasa gelap memburamkan mata.
Tiba-tiba, tiga ekor anjing hutan, menggonggong di hadapan kami. Kami masuk ke dalam mobil. Kanaya gelisah, Kevin mulai takut, Prita mendekapnya erat. Ah, Anggi terlihat cuek-bebek.