“Oohhh. jika tidak bisa berangkat,apakah uang tiket bisa kembali Bu?’
‘Bisa, tetapi pembatalan dilakukan tiga puluh menit sebelumnya.”
“Ooohhh.”
Serentak wajah panik dan bingung kami nampakkan dengan sukses.
Panik, sudah terbayang bahwa kami tidak bisa berangkat. Bingung mau lanjut atau kembali ke rumah. Lanjut tentu secara waktu akan habis di perjalanan.
Tidak berangkat tentu sangat disayangkan. Hari ini adalah hari yang sudah kami rencanakan pada hari-hari sebelumnya. Dengan persiapan yang sudah maksimal.
Istiqfar kami ucapkan. Sedikit lebih tenang. Lalu kami duduk dan memakan roti yang baru saja kami beli ketika baru sampai dengan niat akan dimakan di dalam kendaraan yang akan kami tumpangi.
Sejak pukul empat pagi, lambung belum diisi oleh makanan. Biasanya lambung ini sudah menyapa dengan bunyinya yang menurut saya tidak terlalu bernada.
Mungkin karena fokus pada aktivitas hari ini maka sang lambung bersabar dan mendahulukan anggota tubuh yang lain. Terima kasih. Hari ini, pagi ini setelah rencana berjalan tidak sesuai harapan, lambung baru kusapa dengan sepotong roti keju.
Senyum kami tampakkan. Dan ucapan pemberi semangat saling berebutan kami ucapkan.
“Ya sudah tidak apa-apa tidak jadi berangkat, belum waktunya.”