Mohon tunggu...
hartanto anshori
hartanto anshori Mohon Tunggu... -

jadikan hidup lebih hidup

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Oleh-oleh dari Dharmasraya

10 Oktober 2012   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh-oleh dari Dharmasraya

“ Keripik Tempe, Menjadi lahan Usaha Masyarakat Sitiung ”

Tempe dari kedelai merupakan makanan favorit dari segala lapisan masyarakat baik kaya maupun miskin. Karena selain relative murah juga kaya akan protein. Namun tempe mentah hanya dapat bertahan maksimalnya 7 hari, dan akhirnya membusuk. Untuk mengatasi hal seperti ini, warga sitiung Dharmasraya membuat dalam kemasan keripik tempe. Dengan dibuat keripik tempe, maka tempe bisa bertahan selama bahkan sampai berbulan-bulan dan bisa menjadi komoditas bernilai ekonomi.

Usaha inilah yang banyak dilakoni oleh beberapa keluarga di daerah tersebut. Dari kegiatan yang bersifat untuk makanan keluarga , kini menjadi lahan usaha yang menggiurkan. Keripik tempe yang dapat dijumpai di setiap warung atau toko kecil dan besar di daerah Sitiung , selalu habis di serbu para pembelinya. Toko dan warung tersebut sering kehabisan stock, bahkanmereka harus memesan kepada para pembuatnya jauh hari.

Apalagi ketika hari- hari strategis untuk pulang para perantau atau anak-anak sekolah seperti hari raya dan libur, maka akan sulit mendapatkan keripik tempe. Bagi para perantau atau pun anak sekolah yang akan kembali ke perantauan, belum terasa lengkap jika tidak membawa keripik tempe.

“ Kalau kembalike Padang, kami selalu tidak lupa membawa keripik tempe, biasalah untuk oleh-oleh teman-teman dan makan sendiri,” kata Miko ( 21) mahasiswa UNAND asal Sitiung.

Menurutnya,kekhasan keripik tempe yang gurih, renyah dan enak sehingga setiap pulang ke Sitiung Dharmasraya selalu membawa keripik tempe sebanyak satu kardus mie. Dan ini juga dilakukan oleh kawan-kawannya kuliahnya yang lain.

“ Pokoknya, lah menjadi wajib untuk buah tangan,” katanya menyakinkan.

Permintaan dan pesanan yang membanjir setiap waktu libur dan hari raya, di akui oleh salah satu pembuat keripiktempe Clepur (42). Dengan keterbatasan yang ada bagi para pelaku usaha keripik tempe, sehingga banyak yang harus kecewa karena tidak sanggup memenuhinya.

“ Kami tidak sanggup memenuhi permintaan pelanggan karena terbatasnya produksi kita apalagi ini hanya usaha keluarga yang masih kecil,” Kata Pria yang sejak bujang sudah menjadi pengusaha tempe .

Keripik tempe Sitiung ini memiliki kekhasan baik dalam pembuatan maupun penggorengannya. Untuk pembuatannya, sama seperti pembuatan tempe kedelai pada umumnya, tetapi memang sengaja di buat tipis langsung. Kemudian dibungkus khusus dengan daun-daun, supaya rasanya lebih nikmat dibandingkan dengan jika dibungkus dengan plastik. Setelah jadi tempe mentah,digoreng dengan dicampurkan tepung yang telah diberi bumbu khusus yang alami. Setelah digoreng, barulah di masukkan dalam plastic kemasan. Jadi jangan diartikan bahwa keripik tempe, dibuat dengan mengiris-iris tipistempe mentah yang kemudian di goreng.

“ Kalau model seperti itu, mungkin tidak lama tahannya dan rasanya kurang enak,” kata Clepur.

Harganya cukup murah, di manaharga satu bungkus Rp. 1 Ribu per bungkusnya. Satu bungkus plastrik kemasanberisi 4 buah keripik tempe. Harga ini berlaku di warung atau toko-toko yang tersebar di daerah Sitiung. Namun harga akan lebih murah lagijika konsumen langsungke produsen pembuatnya.

“ Di jamin murah, apa lagi jika pesananya banyak,”kata pria yang sudah menggarap usaha keripik tempe merk “ Bima Sakti” selama 23 tahun.

Memang diakuinya, bahwakeripik tempe ini kurang menggeliat ke luar daerah. Hal ini disebabkan oleh masih kurang professional dalam pengemasan dan beberapa tempat usaha tempe keripik tidak mau mengurus izin sertifikasi ke balai kesehatan makanan. Tetapi juga sudah ada beberapa usaha tempe keripik yang sudah memakai serifikasi dari lembaga kesehatan makanan seperti tempe keripik cap Matahari, Tiga Bersaudara serta Sido Gurih.

Clepur berharap sekali terhadap pemerintah Dharmasraya dapat menjadi mediator untuk mengembangkan usaha tempe keripik. Karena tempe keripik yang diproduksi masyarakat Sitiung memiliki kekhasan tersendiri sehingga bisa menjadi kekayaan daerah terutama mengembangkan sentra ekonomi. Sekali lagi jika ke Dharmasraya jangan lupa membeli tempe keripik yang renyah dan gurih tersebut, pasti ketagihan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun