Masohi, - Memasuki agenda lima tahunan yakni Pemilu, masyarakat harus dibekali dengan pemahaman yang baik akan literasi digital. Hal ini dikarenakan informasi yang kian maraknya beredar di sosial media dan internet, ada yang benar namun tidak sedikit yang diproduksi untuk mengelabui akal sehat. Untuk itu diskusi dan edukasi harus terus dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengupayakan berpikir kritis dalam mengolah informasi.
Sebagaimana upaya Mafindo Maluku dalam Kelas Prebunking yang dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Daerah Masohi kepada 30 peserta lintas instansi pendidikan atas, tinggi, serta lingkup pemerintahan seperti KPU dan Bawaslu Daerah pada Sabtu (14/10).
Kelas Prebunking adalah inisiatif Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) untuk memberantas hoaks sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih bijaksana menggunakan media sosial.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Maluku Tengah, Hengky Tomasoa yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan harapannya terhadap  kegiatan ini dalam sambutannya.
"Terimakasih untuk Mafindo yang hari ini telah membuat kegiatan pelatihan anti-hoaks. Semoga kegiatan ini bisa membawa manfaat yang baik dan kedepannya kegiatan ini akan terus dijalankan, kami pemerintah daerah siap berkolaborasi lebih jauh. Mari masyarakat Maluku Tengah, katong cek fakta dolo baru bicara," ungkapnya.
Vaksin Informasi di Era Pemilu
Diskusi dalam Kelas Prebunking terbagi menjadi empat sesi agar secara komprehensif dapat mengupas fenomena hoaks di masyarakat. Dalam sesi Memetakan Narasi Mis /Disinformasi bertema Politik oleh Koordinator Fasilitator, Sahril Salamena mengajak peserta membedakan karakteristik orang menyebarkan hoaks.Â
"Hoaks beredar bisa karena ketidaksengajaan atau biasa disebut misinformasi, tetapi juga dapat disengajakan oleh mereka para pembuat hoaks (disinformasi). Menjelang pemilu pembuat hoaks kian marak, kita harus semakin hati-hati," ajaknya.
Materi kedua, diberikan oleh Tajudin Buano, relawan Mafindo Maluku yang juga seorang wartawan. Ia membawa topik Membedah Anatomi Manipulasi Informasi Aktor, Konten, Taktik, dan Modus (AKTM).Â
"Di setiap informasi yang beredar apalagi yang terindikasi hoaks, rekan-rekan harus memahami keempat unsur manipulasi informasi para pembuat hoaks di masyarakat. Apa saja latar belakang, modus dan strategi yang dipakai oleh pembuat hoaks agar tidak mudah tertipu," ucap Buano.
Cegah Hoaks dengan Edukasi Dini dan Produksi Konten
"Upaya melawan informasi bohong dalam bentuk narasi, foto, atau video biasanya dilakukan setelah sudah beredar di masyarakat. Mafindo sebagai organisasi periksa fakta bertugas mengeluarkan kontra-narasi hasil verifikasi hoaks. Namun yang menjadi masalah adalah intensitas berbagi pada postingan hoaks jauh lebih tinggi dari hasil verifikasi yang kita lakukan," ungkap Nasir Pariusamahu dalam sesi ketiga yaitu "Teori dan Strategi Prebunking".Â
Di dalam sesi ini, peserta diajarkan bahwa ternyata strategi konter-hoaks (debunking) yang selama ini dilakukan tidaklah cukup untuk meminimalisir dampak buruk hoaks. Sehingga perlu suatu pendekatan yang bisa dipakai untuk mencegah hoaks sebelum muncul, yakni Prebunking.
Materi terakhir diberikan oleh Asep Souisa, relawan Mafindo seorang polisi yang juga aktif sebagai content creator. Ia menjelas dalam sesi "Produksi Konten Prebunking" bahwa peserta dapat berperan aktif dalam upaya Prebunking sebagai edukasi pencegahan hoaks. Di dalam sesi ini, peserta diajarkan karakteristik media, serta bagaimana memproduksi konten digital.
"Prebunking adalah upaya untuk mencegah hoaks sebelum muncul sebagai lawan dari strategi verifikasi fakta yang selama ini dibuat. Salah satu caranya yaitu dengan membentengi diri dengan informasi dan produksi konten digital terhadap isu-isu potensial yang memiliki kemungkinan tinggi untuk dimanipulasi," ucap Souisa.
Mafindo adalah Organisasi Kemasyarakatan yang bertujuan menyosialisasikan bahaya informasi bohong dan menciptakan imunitas terhadap hoaks di masyarakat Indonesia. Mafindo berbasis komunitas, kerelawanan, dan independen. (WB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H