Mohon tunggu...
Wellsy Bakarbessy
Wellsy Bakarbessy Mohon Tunggu... Relawan - Jurnalis Warga

Jurnalis Warga, Relawan 📧 wellsybakarbessy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskusi Demokrasi Tonggak Pemuda Melawan Mis dan Disinformasi

22 November 2022   15:56 Diperbarui: 22 November 2022   15:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambon -- Memasuki era politik 2024, pemuda harus kritis dan mampu dalam menganalisis informasi yang beredar di internet dan sosial media. Melalui perannya, pemuda diharapkan dapat mensukseskan sistem demokrasi yang ada.

Ide dan gagasan tersebut mengalir selama diskusi yang berlangsung di bawah sorotan tema 'Bakukele Lawan Hoaks: Demokrasi Sebagai Tonggak Pemuda Melawan Mis dan Disinformasi'. 

Diskusi publik tersebut diadakan oleh Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku, Sabtu lalu (19/11). Kegiatan ini adalah bagian dari Program Democratic Resilience.

Arman Kalean, Ketua KNPI Dapil Maluku yang merupakan salah satu narasumber menjelaskan bahwa pemuda harus aktif dalam proses demokrasi. Sebagai bagian dari masyarakat, pemuda diharapkan dapat menggunakan hak politiknya.

"Sudah sepatutnya pemuda mengikuti sistem yang sudah ada (demokrasi). Pemuda jangan apatis terhadap politik. Tidak saja sebatas gerakan moral tetapi melakukan intervensi lewat pemilu mendatang dengan terjun di dalamnya," tantangnya.

Ia kemudian menjelaskan bahwa pentingnya pemuda untuk kritis dalam menerima sebuah informasi yang berdasar pada bukti dan data.

"Kita telah masuk di era datakrasi dan kerap menjumpai banyak penipuan. Kita harus jeli sehingga tidak miskonsepsi. Misinformasi artinya informasi yang diterima salah dan orang tersebut menyebarkan karena tidak tahu. Sedangkan disinformasi artinya ada informasi yang secara sengaja dikurangi," ungkap akademisi IAIN tersebut.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Di kesempatan yang sama Soleman Pelu, relawan Mafindo Maluku menunjukkan data statistik penyebaran hoaks di wilayah Maluku.

"Berdasarkan data Mafindo Maluku dari Januari-November 2022, ada 14 hoaks yang beredar di Maluku. Hoaks banyak beredar di sosial media Whatsapp dan Facebook," ungkap anggota Komite Periksa Fakta Mafindo Maluku ini.

Ia mengajak peserta diskusi untuk kritis dalam menerima informasi yang beredar.

"Di saat ini kita akan memasuki pemilu 2024. Dalam proses berdemokrasi, kita harus berpikir kritis. Banyak media abal-abal yang beredar di internet sehingga harus dicek dulu informasinya sebelum disebar," tegasnya.

Di sesi kedua ini, Pelu mendemonstrasikan cara periksa fakta sederhana. Peserta menggunakan pencarian kata kunci di google, melalui chatbot Kalimasada besutan Mafindo di nomor Whatsapp 0859-2169-0500 dan laman turnbackhoax.id.

Kegiatan goes to campus ini berlangsung di pelataran Fakultas Hukum, Universitas Pattimura selama tiga jam dan dimoderatori oleh Oliena Ibrahim. Diskusi dihadiri oleh kurang lebih 30 pemuda yang berasal dari lintas komunitas dan institusi pendidikan di kota Ambon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun