Menghadapi transformasi digital tidaklah cukup sebatas memahami penggunaan teknologi saja. Masyarakat harus sadar bahwa kesiapan berarti siaga terhadap ancaman dan risiko yang dapat muncul kapan saja.
Di saat ini masyarakat hidup di era digital dimana  terjadi penggunaan teknologi dalam bentuk internet dan komputer yang dapat memudahkan urusan manusia (accurate.id).
Bersamaan dengan hadirnya teknologi yang lebih mudah diakses, maka secara otomatis terjadi transformasi digital di masyarakat. Transformasi digital merupakan perubahan menuju penggunaan teknologi dalam semua aspek kehidupan masyarakat (id.wikipedia.org).
Sebagaimana hal baru pada umumnya, seseorang perlu kesiapan agar dalam penggunaannya dapat memaksimalkan manfaat, serta meminimalisir ancaman. Begitupun dalam transformasi digital. Dengan teknologi yang terus berkembang, masyarakat perlu dibekali dengan kesiapan agar tidak tertinggal.
Kesiapan Masyarakat Dalam Menghadapi Transformasi DigitalÂ
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi transformasi digital dapat dipandang dari dua sisi yaitu Kesiapan Teknis, dan Kesiapan Preventif.
Kesiapan Teknis, meliputi kecakapan penggunaan perangkat. Untuk mendapatkan manfaat dari sebuah teknologi, tentu perlu dipahami cara penggunaannya. Sebagai contoh untuk menggunakan jasa penyimpanan bersama online perlu memahami cara penggunaan aplikasi Google Drive, Dropbox, dan Cloud. Contoh lain untuk menggunakan aplikasi perpesanan, seseorang perlu memahami fitur-fitur media sosial seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, dan lainnya.
Kesiapan Preventif. Preventif berarti pencegahan. Dalam penggunaan teknologi bisa didapati ancaman dan risiko. Untuk itu dalam menghadapi transformasi digital, kesiapan preventif menjadi senjata yang harus dimiliki oleh seseorang.
Hoaks (berita bohong) yang terus beredar di grup-grup Whatsapp dan internet, ancaman malware (perangkat lunak berbahaya) yang dapat menyebabkan kegagalan sistem, dan phising (pengelabuan) yang dapat menyebabkan pencurian data pribadi adalah beberapa ancaman yang muncul dalam penggunaan internet dan komputer.Â
Apabila seseorang hanya mampu untuk menggunakan teknologi tanpa dibekali dengan kesiapan preventif, maka ia berisiko tinggi terhadap dampak buruk dari ancaman dan risiko internet dan komputer oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kesiapan teknis dan preventif berjalan beriringan dalam suatu kerangka kecakapan literasi digital.
Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.Â
Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya. (kompas.com)
Laju Transformasi Digital Harus Dibarengi Dengan Upaya Peningkatan Literasi Digital
Pengukuran tingkat transformasi digital masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian, meliputi pembangunan infrastruktur dan tingkat penggunaan TIK. Salah satu contoh pengukuran transformasi digital yaitu hasil studi East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021, yang menyatakan bahwa daya saing digital antarprovinsi di Indonesia makin merata di tengah pandemi dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 pada 2021. (Suara.com)
Dengan semakin meratanya transformasi digital di Indonesia, maka semakin penting untuk membiasakan literasi digital di masyarakat. Kesiapan teknis dan preventif harus menjadi budaya digital sehingga masyarakat tangguh dalam menghadapi transformasi digital.
Menghadapi transformasi digital tidaklah cukup sebatas memahami penggunaan teknologi saja. Masyarakat harus sadar bahwa kesiapan berarti siaga terhadap ancaman dan risiko yang dapat muncul kapan saja. Ayo tingkatkan kecakapan literasi digital.
___________________________________
Penulis adalah relawan Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) Maluku, organisasi pemeriksa fakta berbasis komunitas yang independen dan fokus pada kerja periksa fakta, edukasi, bangun opini, dan kolaborasi. Selain itu, penulis juga merupakan JaWAra Internet Sehat yang adalah program pemberdayaan pegiat literasi digital daerah dari ICT Watch, Siberkreasi, dan Kominfo RI.