Mohon tunggu...
Manajemen Unpam Serang
Manajemen Unpam Serang Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi

Official Account yang dikelola oleh Dosen Prodi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

3 Alasan Brand Idaman Ibu-ibu, Tupperware Gulung Tikar

18 April 2023   10:18 Diperbarui: 18 April 2023   10:35 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tupperware gulung tikar? Berita ini langsung heboh. Sebab tupperware adalah merek yang telah dikenal secara luas di seluruh dunia selama beberapa dekade. Namun, meskipun merek ini sangat populer di kalangan ibu-ibu, Tupperware baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan bisnisnya.

Bagaimana bisa brand yang lekat dengan konsumen loyal nan setia, menjadi gulung tikar. Apa saja penyebabnya, apa yang harus brand lain pelajari dari peristiwa ini? Simak informasi lengkapnya berikut.

2-643e0b8008a8b53c226bb502.jpg
2-643e0b8008a8b53c226bb502.jpg
Tupperware Gulung Tikar? Ini Alasannya :

Sebagai brand dengan nama besar, tentu informasi terkait bangkrutnya produsen plastik berkualitas bagus ini menjadi heboh. Tidak sedikit yang menanyakan kenapa bisa terjadi. Dari sekian banyak penyebabnya, ini alasan paling masuk akal yang ada.

  1. Harga yang Mahal

Salah satu alasan utama mengapa ibu-ibu menghindari Tupperware adalah karena harganya yang mahal. Banyak produk Tupperware yang dihargai lebih tinggi daripada merek sejenis yang lebih terjangkau.

Sementara produk-produk Tupperware terkenal akan kualitas dan daya tahan mereka. Namun, banyak ibu-ibu lebih memilih untuk menghemat uang dan membeli produk-produk yang lebih terjangkau dengan mengesampingkan kualitasnya.

  1. Kurangnya Inovasi

Tupperware tidak mampu mengikuti tren terbaru di industri peralatan dapur dan mempertahankan relevansinya dengan cara yang efektif. Beberapa konsumen merasa bahwa Tupperware terjebak dalam desain klasik yang sudah ketinggalan zaman, dan kurang menarik bagi generasi yang lebih muda.

Dalam sebuah industri yang selalu berubah dan berkembang, Tupperware tidak mampu beradaptasi dengan cepat. Sehingga dengan semakin banyaknya masalah, solusinya pun lambat dan kurang inovatif  bagi konsumennya.

  1. Pemasaran yang Kurang Efektif

Meskipun Tupperware telah berusaha untuk mempromosikan produk mereka dengan berbagai cara. Tetapi pemasaran mereka terkadang dianggap tidak efektif oleh konsumen.

Banyak ibu-ibu merasa bahwa merek ini kurang menarik dalam kampanye pemasaran mereka. Juga kurang terhubung dengan nilai-nilai dan gaya hidup mereka.

Secara keseluruhan, kegagalan Tupperware berkembang di industri perabot plastik,  dapat disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor di atas. Sehingga, pada akhirnya berdampak pada kehilangan tempatnya di hati ibu-ibu.

Pelajaran dari Tupperware yang Gulung Tikar

Tupperware adalah salah satu merek peralatan dapur terkenal di seluruh dunia. Keputusan mereka untuk menghentikan bisnis menunjukkan beberapa pelajaran berharga yang dapat diterapkan oleh bisnis lainnya.

  1. Adaptasi Terhadap Perubahan Pasar

Merek yang sukses harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan tren konsumen. Tupperware gagal beradaptasi dengan tren dan preferensi konsumen yang berubah. Sebagai hasilnya, mereka kehilangan pangsa pasar mereka.

Bisnis lainnya tentu harus belajar dari kegagalan Tupperware. Juga berusaha untuk terus memantau perubahan pasar, serta menciptakan produk-produk dan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

  1. Inovasi yang Terus Berkembang

Inovasi adalah kunci untuk menciptakan produk dan merek yang berkesan di pasar yang sangat kompetitif. Tupperware gagal menghadirkan inovasi yang menarik bagi konsumen, dan sebagai hasilnya, mereka kehilangan tempatnya di pasar.

  1. Fokus Pada Nilai Pelanggan

Tupperware mungkin telah kehilangan fokus pada nilai-nilai dan preferensi konsumen. Sebagai hasilnya, mereka kehilangan pangsa pasar mereka.

Bisnis seharusnya mempertimbangkan pentingnya memahami nilai dan preferensi pelanggan. Kemudian menciptakan produk dan strategi pemasaran yang menarik bagi konsumen.

Dalam kesimpulan, Tupperware gulung tikar menunjukkan beberapa pelajaran penting bagi bisnis lainnya.

Sebut saja, bisnis harus mempertimbangkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan pasar. Juga inovasi yang terus berkembang, fokus pada nilai pelanggan, dan penggunaan platform media sosial untuk membangun merek mereka dan mempromosikan produk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun