Mohon tunggu...
Harry Sutiono
Harry Sutiono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sesungguhnya Kemerdekaan itu Ialah Hak Semua Pekerja

20 Agustus 2018   15:16 Diperbarui: 20 Agustus 2018   15:35 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum 17 Agustus 1945, Indonesia mengenal istilah kerja rodi pada jaman penjajahan Belanda dan romusha pada jaman penjajahan Jepang. Keduanya memiliki satu elemen yang sama yaitu unsur keterpaksaan. Pekerja sebelum kemerdekaan melakukan sesuatu karena diharuskan oleh sistem dan bukan karena keinginan.

Pertanyaannya, seberapa merdeka pekerja di Indonesia pada jaman sekarang sekian tahun setelah proklamasi didengungkan?

Agar lebih konkret, kita bisa melihat dari perspektif berikut: seberapa banyak yang menjalani keseharian bekerja dari pagi sampai malam dalam bidang tertentu karena memang menginginkan hal tersebut?

Sayangnya tidak ada data atau survey yang dapat memperlihatkan secara jelas tapi melalui observasi sehari-hari sepertinya ada cukup banyak yang berada dalam suatu pekerjaan karena "terpaksa". Lumrah kita mendengar teman sejawat di kantor selalu mumet, tidak sabar menunggu liburan, atau menantikan akhir minggu padahal baru haru Senin.

Pekerjaan seakan-akan membelenggu dan apabila diberikan kebebasan mereka lebih memilih untuk melakukan hal lain.

Namun sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak semua pekerja.

Lebih dari 150 juta orang di Amerika Serikat dan Eropa Barat memilih untuk beralih ke sektor "gig economy". Dalam gig economy, pekerja atau freelancer mengambil proyek singkat yang biasanya dapat dikerjakan secara online sehingga tidak lagi terkurung oleh jam kerja atau ruang kantor.

Ada beberapa catatan menarik dari para freelancer yang telah memilih untuk merdeka. 22% dari semua freelancer tadinya memiliki pekerjaan kantoran namun memilih untuk berhenti. Lebih dari setengahnya memberikan klaim mereka tidak akan kembali ke perkerjaan sebelumnya demi alasan keuangan.

80% dari mereka juga merasa bahwa freelancer ada di posisi yang lebih baik dibandingkan orang lain yang bekerja tetap. Tentu saja lebih baik yang dimaksud belum tentu dalam hal finansial. Ini mencakup hidup secara keseluruhan dengan menimbang kebebasan yang mereka miliki.

Gig economy memang belum terlalu besar di Indonesia tapi terus bertumbuh seiring penggunaan internet yang berkembang dengan sangat pesat. Salah satu faktor yang dapat membantu pertumbuhan sektor ekonomi tersebut adalah ketersediaan platform online yang dapat diandalkan dan aman untuk jasa freelance.

Semoga pada 17 Agustus di tahun-tahun mendatang, akan ada semakin banyak pekerja Indonesia yang dapat melakukan hal sesuai dengan keinginan hati dan bukan karena dipaksa kondisi. Kerja karena terpaksa perlu kita tinggalkan sebagai sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun