Mohon tunggu...
Angiola Harry
Angiola Harry Mohon Tunggu... Freelancer - Common Profile

Seorang jurnalis biasa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Atasi Masalah Petani Lewat Bantek

31 Maret 2016   09:19 Diperbarui: 31 Maret 2016   09:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bantuan teknis atau bantek, bila diibaratkan adalah pancingan. Sedangkan bantuan uang atau yang awam dikenal sebagai bantuan langsung tunai, ibarat ikan. Banyak yang sepakat bahwa lebih baik mengajarkan orang cara memancing ketimbang memberi mereka ikannya langsung, karena manfaatnya akan lebih menyeluruh.

Berikut ulasannya.

Makanan pokok orang Indonesia adalah nasi. Apa jadinya bila beras, sebagai bahan dasar nasi, tak tersedia di pasar? Sudah tentu beras akan menjadi komoditas yang paling diburu, paling dicari di Indonesia.

Inilah sebab mengapa penyelenggara negara sangat menjaga stok beras supaya tidak langka, tidak tersendat distribusinya ke masyarakat. Meski beberapa daerah di Indonesia, seperti di Ambon dan Papua, dimana makanan pokok penduduknya adalah sagu, serta masyarakat Nusa Tenggara Timur yang umumnya makan singkong, namun secara keseluruhan, bisa dibilang jiwa masyarakat Indonesia sudah menyatu dengan nasi.

Sehingga bukanlah makan bila tiada nasi. Memang pemerintah Indonesia terus berupaya keras menjaga kestabilan stok beras. Namun tampak bahwa fluktuasi tak mungkin terhindarkan.

Fluktuasi stok komoditas pangan tak terhindarkan lantaran ada banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor paling utama ialah kondisi cuaca, sehingga ada kalanya stok beras menipis lantaran cuaca tak mendukung beras tumbuh subur.

Beras adalah salah satu dari sekian banyak instrumen komoditas primer. Di masyarakat Indonesia, komoditas primer kerap disebut "sembako" atau sembilan bahan pokok yang instrumennya antara lain beras, gula, sayuran, minyak goreng, dan lainnya.

Sembako inilah yang senantiasa mengalami fluktuasi pasokan, sehingga ketika pasokannya normal, maka permintaan pun stabil dan harga menjadi wajar. Sebaliknya, ketika pasokan tersendat, permintaan akan membludak dan harga mencuat. Turun naiknya pasokan sembako hingga mempengaruhi harga inilah menyebabkan sembako menyandang gelar sebagai volatile food. Volatilitas (turun naik) mereka cukup tinggi.

Saat pasokan menipis dan harga mencuat, menyebabkan nilai uang menjadi lebih kecil dari nilai barang (inflasi). Orang-orang pun berburu sembako karena pasokan langka dan mereka enggan jadi kelaparan.

 

Kebijakan Makro

Bila hal tersebut terjadi, terpaksa produsen sembako di seluruh Indonesia akan menaikkan harga jualnya. Dan akhirnya, "Siapa punya duit, dia tak kelaparan" lalu inflasi pun tak terkendali. Dalam hal mengendalikan inflasi, ada upaya menjaga kestabilan harga melalui konsistensi pasokan dan permintaan barang. Bagaimana transmisinya?

Para petani Indonesia tentu membutuhkan uang untuk memutar roda penghasilannya. Mereka butuh suntikan modal untuk membeli benih, pupuk, melancarkan pengairan, hingga membeli kendaraan pembawa hasil panen.

Secara mikro, kebutuhan tersebut bisa ditangani bank-bank di Indonesia yang siap menggelontorkan uangnya kepada para petani, yang dikemas dalam bentuk kredit UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Selanjutnya petani tinggal mengembalikan uang bank-bank tersebut, dalam periode tertentu. Apakah setahun, 2,3, 4, atau 5 tahun.

 

Bawang Merah

Lalu bagaimana upaya secara makro? Ada banyak hal yang dilakukan, salah satunya skema bantuan teknis (bantek). Dari beberapa bantek, klaster bawang merah di Brebes, Jawa Tengah adalah contohnya.

Upaya mikro, umumnya dilakukan di sisi hilir yakni dukungan kredit pasca panen kepada koperasi kelompok tani. Usai melakukan sortir hasil panen, pengolahan, dan kemudian dijual, perbankan barulah memberi suntikan modal kepada koperasi atau asuransi pertanian. Wajar, karena perbankan pun memerlukan kepastian. Skema pembiayaan jarang mengincar di sisi pembibitan, karena risiko gagal pada tahap ini, sangat tinggi.

[caption caption="Petani bawang merah Brebes"][/caption]Namun secara makro, upaya dapat dilakukan dari mulai sisi hulu hingga ke hilir. Bantek mengincar dari sisi suplai yakni pengadaan benih dan pupuk. Lalu di sisi pemuliaan tanaman, bantek mendukung lewat penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan.

Bagi para petani, dukungan makro dari sisi hulu, akan sangat membantu mereka di sisi hilir. Hasil-hasil pertanian yang berkualitas akan berdampak pada pendapatan petani, sebagai penopang kelangsungan pembayaran kredit usaha pertanian. Ketua Kelompok Tani Bahagia IV, Brebes, Salim mengatakan, hasil panen kelompoknya menjadi salah satu dari jajaran bawang merah berkualitas di Brebes. Dengan predikat Brebes sebagai "Sentra Bawang Merah" tak ayal Kelompok Tani Bahagia IV menjadi bintang.

Keberhasilan Kelompok Tani Bahagia IV itu kemudian dinilai oleh perbankan sebagai kelompok tani yang layak mendapat sertifikat. Sehingga bila mereka membutuhkan kredit modal perbankan di kemudian hari, pihak bank akan menggelontorkannya tanpa kekhawatiran, karena kelompok tani tersebut telah terbukti dan bersertifikat.

"Kendala kami para petani bawang merah adalah, ketika sedang melimpah produksi, kami sangat banyak menuai untung. Tapi ketika sedang terkendala, produksi tak sesuai harapan, efeknya hingga kami tak bisa membayar cicilan ke bank. Namun dengan bantek, kendala produksi kami tak lagi sampai titik nadir, kami masih bisa membayar cicilan ke bank, meski di saat itu keuntungan untuk kami nyaris tak ada," ungkap Salim.

Pada hakikatnya permasalahan utama para petani adalah jangan sampai terjadi ketersendatan pembayaran cicilan ke bank lantaran kendala produksi yang ekstrim. Bantek yang diselenggarakan dari sisi hulu, pelaksanaan, hingga sisi hilir sangat bisa mengatasi permasalahan utama para petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun