Prosesnya lumayan cepat. Setelah submit dokumen, wawancara dan difoto, tiga hari kemudian sudah boleh dijemput. Tapi yang namanya rezeki anak durhaka memang tidak akan kemana. Kemarin paspor saya justru diantar ke kantor saya. Karyawan Imigrasi Doloksanggul emang paling juara.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, saya bisa bilang kantor ini paling OK pelayanannya dibanding pelayanan publik se-Tapanuli Utara & Toba. Bukan karena paspor saya dianterin lho, tapi sejak pintu masuk, pelayanannya memang sudah OK. Ramah, tidak cuek, informatif. Juga tidak mempersulit, if you know what I mean. Huh, jadi ingat masa lalu di kantor Samsat dan Dukcapil di Tarutung. Ingin ku berkata kasar. "Kasar!!!" sudah, begitu saja keinginan berkata kasarnya.
Saya saja sampai heran dan hampir curiga apakah ini semua adalah fatamorgana atau tanda-tanda akhir zaman? Susah sekali lho ketemu petugas pelayanan publik sebagus ini di sini.
Yang mau saya 'kritik' mungkin tampilan gedungnya. Pas saya sampai, saya harus bolak-balik memastikan apakah saya berada di halaman gedung yang benar? Ngurus paspor kok kayak mau uji nyali? Kelebihannya? Ada penjual duren dekat pagar sebelah kiri. Penjualnya baik & ramah, tapi tidak mau dibayar pakai senyum, harus pakai uang.
Tetapi begitu masuk gedung, langsung disambut sapaan ramah staf garda depan, "Selamat siang, Jefri Nichol. Ada yang bisa saya bantu?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H