[caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Peng Shuai / Zimbio.Com"][/caption]
Ada dua petenis berdarah Asia membuat kejutan di salah satu seri Grand Slam Tennis: US Open tahun ini. Sayangnya, bukan dari Indonesia, tetapi (lagi-lagi) dari China dan Jepang. Kali ini China kembali menghasilkan petenis yang gemilang selain Li Na yang sudah mengumpulkan dua gelar Grand Slam: Australia Open 2014 danFrench Open 2011. Dia adalah Pheng Suai.
Peng Shuai sebenarnya bukan nama asing di jajaran elite Tennis dunia. Hanya saja dia lebih cemerlang di sektor ganda putri bersama pasangannyaSue Wei Hsiehdari Taipeh. Bahkan beberapa waktu lalu mereka menjadi pasangan ganda putri nomor satu dunia. Sementara di tunggal putri, dia cenderung berada di bawah bayang-bayang Li Na yang prestasinya jauh lebih mentereng.
Namun diUS Opentahun ini, Pheng Suai seperti menggeliat. Dia berhasil menembus sampai ke putaran Semi Final, setelah sebelumnya menghabisi Agniezka Radwanska (Polandia) rangkit empat dunia di putaran kedua. Di Semi Final dia menghadapi mantan nomor satu dunia asal Denmark yang sampai saat ini juga masih belum berhasil meraih gelar juaraGrand Slam:Caroline Wozniacki.
Di set pertama, Peng mampu menimbangi permainan cantik Caroline yang beberapa waktu belakangan ini mulai menunjukkan performa terbaiknya. Sukses menggulung Maria Sharapova saat memperebutkan tempat diQuarter Finaljelas menunjukkan kemampuan Caroline menghadapi Sharapova yang juga sedang dalam penampilan terbaiknya. Sharapova adalah kampiunFrench Opentahun ini. Pertarungan yang hampir berimbang ini dibuktikan dengan susul menyusul angka hingga game ke-12 dimana masing-masing pemain berhasil menyamakan skor 6-6, sehingga pemenang set pertama ditentukan lewatTie Break. Sayangnya,Tie Breakini dimenangkan oleh Caroline sehingga skor menjadi 7-6.
Memasuki set kedua, Peng mulai beringas. Pukulan-pukulanbackhandyang menyerang sisi kanan dan kiri daerah pertahanan lawan kerap tidak mampu diantisipasi Caroline. Peng unggul memimpin 2-0. Lalu Caroline kembali menyusul perolehan angka sehingga akhirnya memimpin dengan skor 3-2. Saat Caroline dalam posisiserve, tiba-tiba Peng seperti tercegat oleh sesuatu. Dia berdiri kaku dengan muka tegang sambil memegangi paha kirinya, merapat ke papan iklan yang membatasi lapangan dengan penonton. Sejenak dia kembali rileks, lalu berjalan menuju lapangan dan siap menerimaservekeras dari Caroline.
Berhasil merebut skor dariserveCaroline, serangan itu kembali datang. Bukan serangan dari pukulan bola Caroline, tetapi kram. Kali ini Peng tak kuasa lagi bertahan. Dia menangis tersedu-sedu menahan sakit. Kakinya mengalami kram sehingga menimbulkan sakit dan sulit digerakkan. Dua orangofficialbahkan terpaksa harus membantunya berjalan meninggalkan lapangan untuk mendapatkan perawatan.
Tak ingin kehilangan konsentrasi, Caroline mengisi kekosongan waktu dengan melatihserve-nya. Maklum, di set pertama dia terlalu rajin melakukandouble faultyang jelas merugikannya.
Kembali ke lapangan, Peng sepertinya akan mampu menyelesaikan pertandingan. Namun apa daya, lagi-lagi dia terserang kram. Kali ini lebih parah. Dia bahkan sampai bersimpuh di lapangan karena tidak kuat menahan kakinya. Akhirnya diputuskan bahwa Peng tidak bisa melanjutkan pertandingan dan dibawa keluar lapangan dengan menggunakan kursi roda.
Keberuntungan memang sedang tidak berpihak pada Peng. Dengan ketatnya perolehan skor di set pertama dan kedua, bukan tidak mungkin dia bisa mengalahkan Caroline dan berjumpa dengan Serena Williams di FinalGrand Slampertamanya. Penampilannya yang cemerlang pada pertandingan-pertandingan sebelumnya seperti berakhir dengan antiklimaks.
Caroline Wozniakci meskipun otomatis melaju ke Final tanpa harus menyelesaikan dua atau tiga set, tampak tidak terlalu senang dengan keadaan ini. Karena ini jelas bukan bentuk kemenangan yang dia inginkan.
Di sektor tunggal putra, masih ada asa Asia yang tersisa, yaitu Kei Nishikori (Jepang) yang juga tampil sangat menjanjikan selama turnamen. Dalam perjalanannya menuju Semi Final, dia sukses menggulung dua petenis Top 10 dunia: Milos Raonic (Canada) dan juara Australia Open 2014: Stanislas Wawrinka (Swiss). Di Semi Final, dia akan menghadapi nomor satu dunia: Novak Djokovic (Serbia).
Semoga apa yang menimpa Peng tidak menimpa Kei juga. Apalagi di turnamen sebelumnya yaitu partai Final Mutua Madrid Open, Kei yang sebelumnya mampu mengimbangi lawannya: Rafael Nadal, akhirnya harus mundur dari turnamen karena mengalami cidera ditengah-tengah pertandingan. Good luck, Kei!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H