Saat itu keluargaku dan (mungkin) tetangga-tetanggaku tidak ada yang memelihara kelinci, jadi tidak tahu mesti diperlakukan seperti apa? Kalau makan, pasti wortel. Semua buku dan film-film yang ada kelinci, di sana mereka memakan (atau, diberi makan) wortel.Â
Bunny suka wortel, walau lama makannya. Untuk 1 buah wortel saja baru habis setengah hari.Â
***
Satu waktu, minggu pagi, Gopah ke pemda. Bilangnya mau olahraga, lari dan semacamnya. Tapi, pulang dari sana, Gopah justru membawa satu kandang kelinci yang lumayan besar.
Bantuknya seperti ayakan pasir, tapi dari kawat-kawat halus. Bagian bawahnya bisa dipasangkan papan, mungkin untuk kotoran agar mudah dibersihkan.
Bunny suka kandang itu. Baru saja sampai, Bunny sudah keluar-masuk kandang tidak jelas. Lari-larian. Lompat ke atas, turun lagi.
Kami merasa sedikit bersalah karena baru membelikan kandang itu. Lagi pula, kenapa Bunny tidak bilang dari dulu kalau mau kandang, hah?
***
Tidak ada yang lebih seru kalau sudah waktunya memandikan Bunny! Kami sekeluarga pasti heboh. Bunny tidak suka mandi (sepertiku?), tapi kalau badanya sudah tersiram air, Bunny akan diam. Anteng.
Namun, untuk bisa mengguyur dulu, repotnya ampun-ampunan. Bunny akan melawan, cakarnya keluar. Atau, jika sudah dipancing dengan makanan pun, sesampainya di depan pintu kamar mandi, kepalanya akan diangkat lalu berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Kemudian, kabur!
***