Arsenal telah mengambil keputusan: Unai Emery didepak sebagai pelatih kepala.
Sampai saat ini belum ada kabar bahwa ada pelatih pengganti. Hanya saja, Freddie Ljungberg yang selama ini diminta membantu tim sebagai asisten pelatih diminta untuk menjadi pelatih kepala untuk sementara.
Yang kemudian bisa didiskusikan: mengapa mesti memecat Unai Emery?
Arsenal dan menejemen melihat dan menilai kalau hasil dan kinerja Unai Emery tidak berada pada level yang diperlukan.
Tidak diperlukan, katanya. Benar. Itu fakta. Untuk bisa duduk di peringkat ke-8 dengan defisit 1 gol, Coach Justin Laksana juga bisa. Apalagi sekadar memuncaki grup F di Europa League, pelatihnya Peang di sekolah juga mampu.
Memang tidak ada yang dilakukan Unai Emery selama ini, sepanjang ia memegang Arsenal --sudah begitu menggantikan The Great Arsene Wenger.
Sebanar tidak melakukan apa-apa di Arsenal, mengikuti yang sudah ada dan berjalan selama ini, Unai Emery pasti nyaman dan aman.
Tapi yang namanya ego memang tidak bisa dibendung. Kemudian ia berinovasi. Merombak sana-sini. Apa saja? Banyak!
1/
Unai Emery memberi ban kapten untuk Granit Xhaka. Baginya, mungkin, seorang kapten tidak punya andil banyak atas tim di lapangan. Mungkin, dengan bermain sesuai konsep dan skenario yang ia bisa, Arsenal bisa menang siapapun kaptennya.
Itu bisa saja benar, tapi seorang kapten punya menit bermain yang lebih. Yang jauh lebih menjengkelkan: seorang kapten dipastikan selalu main.
Sayangnya, seperti semua orang tahu, Xhaka tidak bisa main sepak bola. Mungkin dengan badan yang bidang dan se-atletis itu ia bisa ikut tim dayung perahu. Jika tidak bisa mengayuh, ia bisa ambil posisi sebagai penabung gendang.