Bagian ini memang cukup klise. Meski ketika itu Dewi menganalogikan cinta seperti halnya kalkulasi matematika --yang beralasan.
Puji menanyakan Dewi apakah masih mencintainya meski sudah diberlakukan seperti itu. Dewi menjawab, iya. Tidak mungkin, kata Dewi, mau menikahi seorang lelaki yang tidak dicintainya. Hanya saja keutuhannya berkurang.
Yang ingin Dewi perjelas, tentu saja, mungkin saja keutuhan cintanya akan berkurang sampai akhirnya habis tidak tersisa.
"Aku 'kan manusia biasa, Mas. Selama seorang manusia itu masih hidup, selama itu pula ia memiliki keterbukaan terhadap segala kemungkinan," jawab Dewi.
***
Toh, sebenci apapun Dewi terhadap perkawinan orangtuanya yang poligami, ia pun secara terpaksa mengalami dan menjalani hal itu. Tanpa setetes darah yang mengucur, Dewi masih tetap bisa menjaga tubuhnya dari keinginan lelaki seperti Puji.
Pada malam pertama itu, barangkali seperti dalam dongeng 1001 malam: Scheherazade, putri Perdana Menteri Persia yang dipersunting oleh Raja Shahryar. Dewi bertahan dengan sekuat tenaga hingga Puji lelah sampai lebih dulu pergi tidur. Dewi pun menyusulnya dengan memunggunginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H