Sampaikan langsung kepada komika yang tampil, bisa. Mendatangi pelayan tempat tersebut, bisa. Yang terpenting: sampaikan dengan baik. Semua bisa dibicarakan asal baik dengan niat yang baik.
Adil, kan? Komika mendapat tempat untuk latihan, penonton untuk mendengar materi yang ingin disampaikan, tapi penonton juga berhak mendapat ketenangan --alias tidak diganggu ketika ada di tempat open mic; terlepas penonton itu datang dengan kesadaran untuk menonton open mic atau tidak.
Bahwa ada sebuah sudut di ruang publik, seperti cafe atau tempat makan, yang digunakan dan tidak didominasi oleh satu pihak --kecuali pemilik tempat tersebut.
***
Datang ke open mic itu seru. Aku sering melakukan itu. Dulu. Tapi, akhir-akhir ini, jika memang bisa datang ke open mic, pasti aku sempatkan datang. Open mic di Bogor, misalnya, oleh Komunitas Stand-up Indo Bogor.
Kini mereka menempati cafe baru pasca tur open mic di Bogor, Cafe D'Grounds namanya setiap Jumat malam. Tempatnya asyik. Khusus untuk open mic ada di lantai atas. Lengkap juga dengan peralatan band. Khas cafe-cafe era kiwari.
asyiiiiik... aweelll... dagh lama ndak nongton... pic.twitter.com/0WV2e0RARr--- Kangmas Harry (@_HarRam) November 23, 2018
Jumat lalu aku ke sana. Ramai. Banyak yang menonton komika Bogor latihan. Meja yang tersedia terisi penuh. Beberapa pecah, sisanya tidak. Yang tidak lucu memang komika baru. Bahkan ada yang membawakan materinya Ridwan Remin. Beberapa meja tertawa puas, jelas, materi andalan Ridwan Remin: Mbak, duduknya bisa munduran? Cantiknya kelewatan.
Tapi, selain datang ke open mic Bogor, aku juga pernah datang ke open mic di dekat rumah. Supermic, begitu istilah yang digunakan oleh Komunitas Stand-up Bojonggede. Sebenarnya sama saja, hanya istilahnya saja yang beda. Mungkin begitu orang-orang Bojonggede memaknai "diferensiasi". Basic!
Supermic ada setiap Minggu malam di Cafe Senja. Dekat rumah. Tidak sampai 2 menit dengan motor --kecuali macet, karena memang dekat perlintasan pintu kereta.
Aku tahu komunitas ini sejak lama, hanya saja tidak sempat untuk mendatanginya. Setelah mereka pindah ke Cafe Senja, barulah aku mulai ke sana.