Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sebuah Epilog Perjuangan AC Milan atas Arsenal dari Dalam Goa

17 Maret 2018   14:34 Diperbarui: 18 Maret 2018   13:15 2160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, jutaan pasang mata melihat itu. Kejadian terjauhnya Welbz. Dari televisi, kejadian itu (bisa) diputar beulang-ulang. Dan, itu seakan ingin menegaskan: Welbz memang melakukan diving! Wasit keliru, ketika itu, dan jutaan pasang mata benar akan analisisnya sendiri.

Terlepas dari itu semua: AC Milan kalah, asumsi kita menang. Sialnya, jutaan pasang mata jauh lebih percaya asumsi daripada kenyataannya. AC Milan ingin menang dengan satu gol ke gawang Arsenal, sedangkan Arsenal, berapapun gol yang mereka buat (tetap) dianggap kalah. Naasnya, fantasi berusaha mengalahkan aturan paling sederhana: bahwa dalam pertandingan sepakbola, pemenang dilihat dari tim mana yang paling banyak mencetak gol dari tim lawan. Itu aturan sederhana yang-mau-tidak-mau mesti disepakti sejak awal. Bukan begitu?

Maka, maklum saja ada anekdot 'lebih baik masuk dalam goa ketika timnya kalah'. Karena, barangkali, dari dalam goa itu bayang-bayang yang terpantul ke dalam bisa membuat perasaan menang dan senang. Meski di luar goa, kenyataan mengatakan: Arsenal lolos ke babak berikutnya, mengalahkan AC Milan.

Lihat, dari Plato hingga Borges sudah menubuatkan itu jauh-jauh hari. Tinggal kita sahaja: ingin mengikuti atau tidak? Jika tidak, lebih baik masuk ke dalam goa!

*) Kisah tentang Plato diambil dari esai Damhuri Muhammad: Mencari Kabar "Mutawatir".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun