Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mencari Sendiri Arah Pembaca(an) Komik Indonesia

22 Februari 2018   16:55 Diperbarui: 22 Februari 2018   21:35 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah, mencabut tali yang terkait dengan hadiah yang diinginkan. Perbandingannya mungkin bisa 5 : 1 tali yang ada hadiahnya. Atau lebih. Waktu terbaik untuk main itu biasanya kalau sedang sepi: antara datang ke sekolah lebih pagi atau pulang sekolah-ganti baju-balik lagi ke sekolah. Sebab saya bisa berlama-lama memilih tali tersebut. Saya urutkan dari bawah, satu-per-satu, tali mana yang sekiranya mendapat komik Petruk dan Gareng.

Komik Petruk dan Gareng itu lucu. Cerita horor, tapi bisa membuat tertawa. Entah komik itu diperuntukan untuk usia berapa, yang jelas untuk ukuran anak kelas 3 SD itu sangat menarik.

Juga komik Doraemon. Bukan dengan beli, tentu saja, tapi pinjam dari teman. Meski tidak seasyik menonton, sensasi membaca komik Doraemon adalah ketika alat-alat itu digunakan Nobita. Ada tahap-demi-tahap yang digambar jelas. Seru saja.

Dan ini merupakan trauma saya kepada komik, barangkali. Karena satu waktu ketika membeli satu tas buku bekas di lapak buku murah, saya ditipu. Memang murah. Sangat. Satu tas goodie bag dihargai 50ribu.

Pada bagian atas adalah buku-buku novel dan cerpen. Tentu hanya bagian atas yang terlihat, sebab tidak mungkin saya membeli buku satu tas penuh begitu dengan membongkar di hadapan penjualnya. Sesampainya di perpus Teras Baca, saya turunkan satu-per-satu buku tersebut. Sampai baris kedua masih buku-buku novel, tapi dibaris ketiga dan sampai semua saya tuang: hanya ada komik dan majalah Hidayah.

Majalah Hidayah. Tahu, kan? Itu lho majalah tentang cerita azab dari Allah Swt. kepada umatnya yang lalai. Sebuah pertanda, kah?

Majalah itu akhirnya saya susun di Perpus dengan buku ajar Agama Islam. Lengkap dengan buku kumpulan doa-doa dan tata cara sholat.

Selain itu ada 4 seri komik Slamdunk! dan 2 seri komik Kungfu Boy. Lumayan. Itu saja. Keenam buku itu saya lahap sekaligus sekali duduk dan tidak saya sentuh lagi. Dan saya tidak pernah ingin beli paket buku-buku macem begitu lagi.

***

ilustrasi: kompas.com
ilustrasi: kompas.com
Seorang pernah menasihati: jika ingin membuat cerita yang "hidup" belajarlah dari buku komik.

Ketika itu bahasan kami tentang bagaimana caranya menuliskan bunyi dalam cerita. Sebab menggambarkan orang yang menutup pintu ketika kesal dan tidak, ketika ditulis, akan berbeda. Komik menghadirkan bebunyian itu. Bahkan sampai suara angin ribut dan sepoi-sepoi, ada dalam komik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun