Melihat  formasi yang Prof. Wenger gunakan sebenarnya bukanlah hal yang  revolusioner. Jauh sebelum itu, Liverpool era King Kenny sampai Conte  saat awal-awal menangani Chelsea pun menggunakannya. Dari kedua pelatih  itu juga sudah bisa kita lihat hasilnya: Liverpool menutup musim di  peringkat 10 dan Conte terlampau cepat sadar dan cepat-cepat mengganti  formasinya hingga akhirnya juara. Sedangkan ini, Prof. Wenger baru  mencobanya. Helaaaaw!
Memasukkan Laca dan Menggeser Iwobi
Coquelin  terbukti gagal memainkan perannya. Tugasnya sama sekali tidak  diselesaikan. Prof. Wenger kadung geram melihat anak asuhnya dikeroyok  di pertahanan sendiri. Lacazatte sebagai amunisi pertama dimasukka,  Coquelin keluar. Dengan begitu harapan kembali dihembuskan lewat  tri-sula penyerang Arsenal: Ozil, Sanchez dan Lacazatte (sebagai  tumpuan).
Terjadi  pergeseran posisi. Arsenal memakai full center back: Koscielny, Monreal  dan Bellerin yang ditarik ke belakang. Iwobi menggantikan posisi Bellerin sebagai winger kanan. Tidak ada lagi ekstra center back.  Xhaka dan Ramsey tetap di menempati posisi tengah. Efeknya langsung cepat didapat: Lacazatte mencetak gol, 2-1!
Gol yang berbau offside yang disahkan
Sudah tetinggal cepat, diperberat oleh gol penalti, kemudian gol yang jelas  berbau offside malah disahkan. Tidak lama setelah Gabriel Jesus dimainkan menggantikan Aguero, berhasil dengan mudah membobol gawang  Cech, 3-1. Jika boleh meminjam cuitan Mbah Tedjo saat itu, "Pra Peradilan offside City dikabulkan".
Bagaimana  jika Arsenal adalah Persib Bandung, mungkin sudah walk-out saja.  Untunglah sikap Prof. Wenger tidak seperti oknum tim Persib Bandung yang  sampai sekarang belum diketahui siapa dalang di balik aksi walk-out  mereka kala dikalahkan Persija Jakarta. Sikap Prof. Wenger adalah  memainkan Giroud dan Wilshare secara bersamaan. Iwobi dan Xhaka ditarik  keluar.
Saya sungguh  tidak mengerti lagi jalan pikiran Prof. Wenger. Formasinya semakin tidak  karuanan. Yang malah tampak adalah jika ingin makin banyak kebobolan silakan, tapi Arsenal tidak akan meninggalkan lapangan sebelum  berakhirnya pertandingan.Â
Namun  ada benarnya apa yang diucapkan Pep kepada Prof. Wenger setelah laga  usai, "the penalty was a penalty, the offside was offside but we won  because we were better". Dan, yang lebih menyedihkan dari kekalahan adalah melihat teman makan ketoprak pake telor, lengkap dengan es teh tarik. Sedangkan kita orang tidak. Apeeeeeu!