Begitulah yang dilakukan Conte untuk Chelsea musim ini. Seperti untuk Juventus, tapi tidak terbukti bagi timnas Italia ketika UERO 2016. Namun, cara seperti itu berhasil dilakukan Portugal. Conte hanya sial.
4/Â
Sebenarnya tidaklah aneh Chelsea dengan gaya Italia seperti itu. Dulu. Dulu sekali. Pertama kali mengenal Chelsea, tim itu sudah seperti sekarang ini. Mungkin ada yang ingat Gianluca Vialli? Pemain sekaligus pelatih Chelsea.Â
Masa keemasannya adalah ketika berhasil memenangi FA Cup, League Cup, UEFA Cup Winners Cup dan UEFA Super Cup. Menakjubkan.
Hidup barangkali berjalan dari waktu ke waktu. Dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Chelsea saat Vialli pimpin, tentu Chelsea dengan keistimewaan yang biasa.Â
Tidak ada yang bisa dibanggakan selain penyerang mungil —yang juga berasal dari Italia— Zola. Sepakbola seperti dibuat sesederhana mungkin. Bertahan dan jika ada sedikit peluang untuk menyerang, maka itu dimanfaatkan.
Vialli bisa menjadi titik kebangkitan awal di mana Chelsea mampu bersaing dengan tim-tim seperti Liverpool, Man. United, Newcastle dan… Arsenal (mungkin). Sadar tidak sadar dan mau tidak mau, begitulah Chelsea.Â
Jauh sebelum (Tuan Besar) Roman Abramovich akhirnya datang membawa sisa-sisa kejayaan Uni Soviet. Membeli pemain seperti membeli kuaci kiloan. Siapapun pemain yang ia inginkan ya datangkan. Langsung beli tanpa menawar.
5/Â
Conte, seperti halnya pelatih baru yang datang ke tanah Britania, pun mengalami gegar budaya. Perjalanan awal musim yang membuat siapapun berang. Khususnya pendukung Chelsea.Â
Bayangkan, sudah bermain bertahan yang menyebalkan, sudah begitu gagal. Barangkali yang bisa dibanggakan Arsenal musim ini (2016/2017) adalah bisa melumat Chelsea 3 gol tanpa balas di Emirates Stadium.