Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Gopah Mengenalkan Mimpi

25 Juli 2016   23:27 Diperbarui: 25 Juli 2016   23:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: provass.deviantart.com

Ketika tanding antar kelas, baik itu secara resmi lewat sekolah atau secara tarkam dengan taruhan, membuat saya selalu tenang. Kemenangan seakan sudah di tangan, kami hanya cukup bermain sebagai formalitas belaka. Aldo ingin jadi pemain bola, namun kuliah dan pergaulan merusak mimpinya.

Sedang saya, mimpi apa? Apa mimpi saya? Jogja? Ah, sudahlah.

Kadang kalau sedang melamun sendirian, saya mencoba mengingat mimpi saya. Sebab, kata penyair, barang siapa berhasil mengingat mimpi masa kecilnya, niscaya bahagia hidupnya. Mimpi masa kecil butuh dirawat cukup dengan ingat.

Apa mimpi saya? Apa iya Gopah tidak ingin saya menjadi sesuatu begitu? 

Sedari kecil, Gopah selalu membebaskan saya. Bahasa halusnya: lakukan apa saja asal tidak merugikan orang lain. Kebebasan itukah mimpi saya? Gopah ingin saya bebas memilih apa saja. Tanpa kekangan atau larangan. Sesuatu yang sebenarnya sudah terwujud bertahun-tahun lalu. Hanya saja saya sekarang tengah tersesat di dalamnya.

Perpustakaan Teras Baca, 25 Juli 2016 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun