Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melihat Sitor Situmorang Mencatat Masa Lalu

24 Juli 2016   20:24 Diperbarui: 25 Juli 2016   02:58 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen "Begitulah Selalu Kalau Hujan" berlatar di sebuah kedai minuman saat hujan deras. Dan semua cerita dimulai di sana. Si "Aku" yang mengantuk sambil menulis cerita setelah membaca surat kabar. Pertemuan dengan seorang perempuan dan perempuan itu minta diantar pulang saar hujan benar-benar reda.

Cerpen ini sangat surealisme. Menerima sesuatu yang surealis sebagai suatu kewajaran. Pertemuan dengan seorang perempuan yang sebenarnya sudah mati. Sebenarnya perempuan itu tak pernah ada. Kemudian Sitor menutup cerpen itu dengan: Surat kabar itu terjaruh dari tanganku. Gadis ternyata tak ada lagi di depanku dan hujan turun lagi.

Lewat cerpen, Sitor ingin mengungkapkan kesan pada sekeliling yang sangat menggugah untuk dituliskan. Jadi, saya rasa wajar saja bila banyak penulis-penulis sekarang ini mencurahkan hatinya lewat cerpen dan melabeli cerita itu cerita fiksi. Sebab, sekali lagi, perasaan sangat menggugah untuk dituliskan. Cara tutup buku dengan masa lalu, untuk membuka perkembangan dan kemungkinan baru.

 

Perpustakaan Teras Baca, 24 Juli 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun