Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tiga Kali Dikira Baca Stensilan di Kereta

14 Juli 2016   23:29 Diperbarui: 15 Juli 2016   21:19 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyang fotoin: @KMLICHN

Ini, kalau dihitung-hitung, sudah kali ketiga saya ditegur. Dulu, ketika membaca buku "Jakarta Undercover" anggitan Moamar Emka. Kedua, novel "Saman" anggitan Ayu Utami. Ketiga-tiganya saya dikira membaca buku stensilan di kereta. Hanya karena membahas tempat-tempat prostitusi; hanya karena ikut membaca adegan saat menggesek-gesekkan selangkangan pada tiang; hanya karena membaca judul yang ada payudaranya.

Hanya karena itu. Sebenarnya saya ingin tidak peduli. Dan tentu bisa saja. Toh, kami memang tidak saling kenal. Tapi akhirnya saya memilih mengalah, karena penumpang lain sibuk membaca obrolan di gadget masing-masing, yang barangkali sedang merayu-gombal mengucapkan moral. Barangkali juga, saya mesti belajar pada mereka: jika baca buku stensilan tempatnya bukan di kereta, tapi di kamar mandi --seperti masa muda mereka dulu.

Buku saya tutup dan mendengarkan lagu sekeras-kerasnya.

Perpustakaan Teras Baca, 14 Juli 2016 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun