Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Rindu di Puncak Sepi Paling Dingin

9 Maret 2015   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425896688771290550

barangkali merindumu adalah satu-satunya resep
yang sanggup ditulis dokter sebagai obat
ketika itu.

kamu, rindu di puncak sepi paling dingin.
lalu tubuh ini bersua melengking:
dulu ia pernah dipeluk cinta yang takluk,
hangat seperti selimut.

katamu, “rindu
tak mirip bunga, yang bisa
ditanggalkan musim dan sejenisnya,”

rindu tak butuh itu buat jumpaimu
cukuplah hujan yang rintik dan
ia akan merasuk masuk bumi ingatan,
lanjutmu.

tapi ada yang lebih rindu
dari barangkali. “Apa?” tanya saya.
mencintai setulus hatiku.
dan, mendoakan kebahagiaanmu setiap waktu.

Perpustakaan Teras Baca, 8 Maret 2015

ilustrasi: @1bichara Tweet's Pict

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun