Mohon tunggu...
Harry Hikmat
Harry Hikmat Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Masalah Sosial

Menulis karya ilmiah berbasis pengalaman terbaik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Kemiskinan

27 Agustus 2024   23:59 Diperbarui: 25 September 2024   18:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami kemiskinan melibatkan analisis mendalam tentang berbagai aspek yang menyebabkan dan mempengaruhi kondisi kemiskinan. Berikut adalah beberapa poin kunci yang perlu dipertimbangkan untuk memahami kemiskinan secara komprehensif:

Kategori  kemiskinan meliputi (1) Kemiskinan Absolut, merupakan kondisi di mana individu atau keluarga tidak memiliki akses kepada kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kategori ini biasanya menggunakan batasan garis kemiskinan yang diukur berdasarkan pendapatan atau konsumsi minimum yang diperlukan untuk hidup layak; (2) Kemiskinan Relatif, merupakan kondisi di mana individu atau kelompok memiliki pendapatan atau sumber daya yang jauh di bawah rata-rata masyarakat di sekitarnya. Ini lebih berkaitan dengan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, di mana individu merasa terpinggirkan meskipun mungkin tidak kekurangan kebutuhan dasar; dan (3) Kemiskinan Multidimensional, merupakan penilaian kemiskinan dari berbagai dimensi selain pendapatan, seperti pendidikan, kesehatan, akses ke layanan dasar, dan kualitas hidup. Indeks Kemiskinan Multidimensional (MPI) sering digunakan untuk mengukur kemiskinan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan seseorang.

Faktor penyebab kemiskinan antara lain: (1) faktor ekonomi, menunjukkan adanya ketidakstabilan ekonomi, pengangguran, dan kekurangan kesempatan kerja dapat menyebabkan atau memperburuk kemiskinan. Ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan juga memainkan peran penting; (2) faktor pendidikan, menunjukkan adanya akses yang terbatas ke pendidikan berkualitas, sehingga menghambat peluang individu untuk memperoleh keterampilan dan pekerjaan yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperburuk kemiskinan, (3) faktor kesehatan, menunjukkan adanya masalah kesehatan, baik dari segi akses ke layanan kesehatan maupun penyakit kronis, dapat menyebabkan individu atau keluarga menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk perawatan medis, mengurangi kemampuan mereka untuk menabung dan berinvestasi dalam masa depan; (4) faktor kebijakan dan sistem sosial; menunjukkan adanya kebijakan pemerintah, kualitas sistem perlindungan sosial, dan adanya program bantuan sosial dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Kebijakan yang tidak memadai atau tidak merata dapat memperburuk kemiskinan; dan (5) faktor lingkungan sosial dan keluarga; menunjukkan adanya kondisi keluarga dan lingkungan sosial, seperti ketidakstabilan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dan diskriminasi sosial, dapat mempengaruhi kesejahteraan individu dan keluarga.

Kemiskinan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan individu dan masyarakat, termasuk kesehatan, pendidikan, kesejahteraan mental dan partisipasi sosial. Kemiskinan mengakibatkan  risiko kesehatan yang lebih tinggi dan akses yang terbatas ke perawatan medis. Dampak kemiskinan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah dan akses terbatas ke pendidikan berkualitas. Kemiskinan juga berdampak pada stres dan kesehatan mental yang buruk akibat ketidakamanan ekonomi dan sosial. Partisipasi Sosial dipengaruhi juga masalah kemiskinan, kesulitan dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan ekonomi karena keterbatasan sumber daya.

Pengukuran kemiskinan yang berlaku di berbagai negara berdasarkan Garis Kemiskinan, titik batas pendapatan atau konsumsi di bawahnya seseorang dianggap miskin. Garis kemiskinan ini bisa berbeda-beda tergantung pada standar dan wilayah. Saat ini berkembang pengukuran kemiskinan berdasarkan Indeks Kemiskinan Multidimensional (MPI): Mengukur kemiskinan dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti pendidikan, kesehatan, dan akses ke layanan dasar. Untuk memperoleh data kemiskinan dilakukan survei rumah tangga, sensus data kemiskinan, dan penelitian sosial  yang digunakan untuk mengukur prevalensi kemiskinan dan mengevaluasi efektivitas kebijakan.

Pemberantasan kemiskinan melibatkan berbagai strategi dan pendekatan, termasuk: (1) Program Sosial, seperti bantuan langsung tunai, program subsidi, dan jaminan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarga; (2) Pendidikan dan Pelatihan, seperti peningkatan akses ke pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan peluang kerja dan penghasilan; (3) Kesehatan melalui program kesehatan masyarakat dan perbaikan akses ke layanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi beban biaya kesehatan; (3) Kebijakan Ekonomi, seperti penciptaan lapangan kerja, dukungan untuk usaha kecil dan menengah, serta kebijakan redistribusi pendapatan; (4) Penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan nilai tambah dari usaha ekonomi produktif atau mengatasi keterbatasan infrastruktur sosial dan ekonomi.

Memahami kemiskinan secara mendalam membantu dalam merancang kebijakan dan program yang lebih efektif untuk mengatasi masalah ini dan mempromosikan kesejahteraan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun