Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merenung di Atas "Gereja Ayam" Bukit Rhema

11 Februari 2023   12:36 Diperbarui: 11 Februari 2023   12:37 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayo, sedikit lagi sampai!" Ucap seorang sahabat yang memberi tahu bahwa Bukit Rhema sudah dekat. Kendaraan motor yang kami bawa diparkirkan pada tempat khusus yang berjarak 300 meter dari lokasi "Gereja Ayam" yang terkenal itu. Untuk sampai di Bukit Rhema, kami perlu mendaki jalan yang cukup terjal. Syukurlah jalanan yang ada sudah terdapat tangga.

Untuk akomodasi dari salah satu tempat wisata rohani di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ini, sebenarnya tersedia kendaraan mobil Jeep untuk mengantarkan wisatawan dari tempat parkir ke Gereja Ayam tersebut. Akan tetapi, kami lebih memilih untuk berjalan kaki saja sembari menikmati alam sekitar yang masih sangat asri.

Tiket masuk lokasi kawasan Bukit Rhema dikenai biaya Rp.25.000,- dan sudah termasuk tour keliling bangunan, serta beberapa potong ubi goreng sebagai cemilan. Rasa capek menyusuri tanjakan 300 meter seperti sirna dalam sekejap setelah mendapati bahwa Gereja Ayam yang terkenal itu memancarkan rasa teduh yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata

dokpri
dokpri

"Kita istirahat sekejap sambil ambil nafas dulu ya, sebelum masuk dan melihat-lihat ke dalam," ucap seorang sahabat ketika melihat kita semua sangat capek.

Nampak beberapa pengunjung lain sedang berfoto ria di depan bangunan berwarna putih dengan paruh warna merah tersebut. Meski dikenal sebagai Gereja Ayam oleh banyak orang, namun wisatawan yang hadir tak terbatas dari umat Nasrani saja. Lokasi wisata ini memang diperuntukkan bagi semua umat yang hendak berlibur, melihat-lihat, hingga merenung dan berdoa.

"Mari silahkan, saya antarkan kakak-kakak untuk lihat-lihat ke dalam," sambut seorang tour guide dengan sangat ramah.

Dengan lugas ia menjelaskan aturan tour, lalu kami dengan antusias mengikuti setiap arahannya. Bangunan ini terdiri dari 7 lantai yang masing-masing lantainya memiliki cerita tersendiri. Lantai 1 diperuntukkan sebagai ruang doa bagi semua pengunjung yang datang. Terdapat cukup banyak ruang doa yang tenang, tempat penyembahan pada Tuhan, serta mushollah.

dokpri
dokpri

Khusus lantai 1, pengunjung dilarang untuk mengambil gambar agar tidak mengganggu situasi teduh. Hal ini bertujuan agar pengunjung yang berdoa atau merenung bisa fokus. Seperti nama tempatnya yakni Bukit Rhema, Rhema sendiri memiliki arti tujuan atau perkataan Tuhan yang menerangi pikiran dan hati orang yang menerimanya.

Di antara lantai 1 dan lantai 2, terdapat "Wall of Hope" yang menjadi tempat bagi pengunjung untuk menuliskan harapan-harapannya, lalu diletakan pada dinding yang tersedia. Selain menuliskannya, pengunjung juga dapat mendoakannya secara khusus pada ruang doa yang tersedia di lantai 1 tadi.

Di lantai 2, terdapat semacam aula yang biasanya digunakan untuk berbagai macam acara seperti konser, ibadah, hingga pernikahan. Di lantai-lantai selanjutnya, terdapat berbagai macam lukisan di dinding yang meceritakan perjalanan iman banyak orang di Bukit Rhema. Hingga di lantai 7 yang merupakan puncak bangunannya, kita dapat melihat pemandangan indah sekitar dari tempat ketinggian. Bahkan Candi Borobudur pun terlihat dari atap bangunan ini.

dokpri
dokpri

Pendiri Bukit Rhema, Daniel Alamsyah juga menyediakan tempat bagi orang-orang yang mengalami masalah kejiwaan, narkoba, serta berbagai permasalahan hidup lainnya untuk memulihkan diri.

"Sebelum sampai di bukit ini pun, sebenarnya Pak Daniel pernah bermimpi tentang sebuah bukit yang belum pernah didatanginya seumur hidup. Hingga sesampainya di tempat ini, bukit yang ada di mimpinya ternyata sama persis seperti tempat ini. Suatu malam di tahun 1988, saat sedang berdoa di Bukit Rhema yang waktu itu masih berupa hutan, Pak Daniel mendapatkan visi untuk membangun sebuah rumah doa bagi segala bangsa," jelas tour guide yang sedari tadi sangat bersemangat bercerita.

Saat mendengar penjelasannya, barulah kami ketahui bahwa bentuk sebenarnya dari bangunan yang dikenal luas sebagai Gereja Ayam ini adalah burung merpati yang bermahkota. Burung merpati sendiri melambangkan cinta kasih, pengorbanan, dan kesetiaan. Diharapkan, banyak orang dari segala bangsa dapat berduyun-duyun datang ke tempat ini untuk melihat dan merasakan kebaikan Tuhan.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Meski sempat terhenti karena krisis moneter pada tahun 1999 silam, namun dengan bantuan berbagai macam pihak, bangunan yang mulai dibangun sejak 1992 tersebut bisa terlihat baik seperti sekarang.

Selain bangunan Gereja utama, terdapat pula bangunan lain seperti Chapel sebagai tempat ibadah umat Khatolik setiap minggu, serta Jalan Via Dolorosa yang berada tepat di samping bangunan Gereja utama. Tersedia juga berbagai jualan makanan, oleh-oleh, serta pernak-pernik yang dapat dibeli di area sekitar Bukit Rhema.

Karena pemandangannya yang luar biasa memanjakan mata dan pikiran, tempat ini sempat dipakai juga sebagai lokasi shooting film "Ada Apa dengan Cinta 2 atau AADC 2". Aura kedamaian yang terpancar dari setiap sudut bangunannya pun membuat hati kita bisa merasa tenang. Sungguh pengalaman yang sangat unik dan menyenangkan bisa berkunjung ke lokasi wisata yang berjarak tidak terlalu jauh dari Candi Borobudur ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun