Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Secangkir Kopi Bersama Kenangan Selat Capalulu dan Pelayanan Kesehatan di Dofa, Maluku Utara

29 Juni 2022   12:34 Diperbarui: 29 Juni 2022   13:40 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaka Rizal berada di posisi paling tengah (Dok.Kaka Rizal)

Wilayah kerja Puskesmas Dofa memiliki tujuh wilayah kerja yakni empat desa yang dapat dijangkau dengan transportasi darat dan tiga desa yang hanya bisa dijangkau menggunakan transportasi laut seperti speedboat. Di kedua wilayah tersebut (baik yang menggunakan transportasi darat dan laut), belum terdapat listrik. Karenanya, masyarakat masih bergantung pada genset atau tenaga surya untuk membantu penerangan.

Sementara itu, beruntung karena pasokan air bagi masyarakat sudah dapat tercukupi berkat adanya kerja sama lintas sektor dari berbagai pihak. Ketersediaan makananpun sudah cukup beragam dengan pemanfaatan kekayaan laut dan kebun-kebun yang ada. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai nelayan dan petani. Namun, diakui bahwa masih terdapat beberapa desa dengan tingkat ekonomi rendah.

Selama bertugas di sana, bisa dibilang Rizal dan para rekannya sering kali harus mempertaruhkan nyawa guna memberikan layanan kesehatan pada semua warga. Alasannya karena wilayah tersebut memiliki selat Capalulu yang terkenal sebagai selat dengan arus terkuat di Indonesia. Arusnya yang membentuk pusaran air yang berputar-putar di berbagai titik memang sangat membahayakan orang-orang yang hendak berlayar di antara pulau Mangoli dan pulau Taliabu, di Kabupaten Kepulauan Sula.

"Waduh, lumayan sulit juga eeh bertugas di sana. Untung Tuhan jaga, kalau tidak bahaya sekali itu," sambung pemuda yang sedari tadi memperhatikan Rizal bercerita.

"Hahaha, ia. Semua karena perlindungan Tuhan saja," Rizal mengamini.

"Terus, bagaimana saat turun bertugas di sana sebagai tenaga kesehatan? Pasti susah sekali eeh?" tanyanya lagi.

Rizal pun lalu melanjutkan cerita yang seperti mengalir keluar dari memori di kepalanya dengan deras. Dengan menggebu dan bersemangat nakes lulusan FKM Undana Kupang tahun 2016 tersebut mendeskripsikan pengalaman berharganya itu.

Dok. Kaka Rizal
Dok. Kaka Rizal

Cerita yang masih begitu erat melekat di benaknya adalah saat harus berkeliling tiga desa yang perlu dijangkau dengan menggunakan speedboat. Untuk pergi ke ketiga desa itu, mereka perlu berangkat jam 6 pagi tepat. Jalur selat Capalulu yang begitu menantang harus diterjang demi memberi pelayanan kesehatan yang maksimal bagi semua warga.

Bahkan, kadang kala ketiga desa tersebut dikelilingi mereka hanya dalam waktu satu hari saja dari seharusnya memakan waktu lebih dari itu. Alasannya adalah ketersediaan bahan bakar transportasi yang bisa tidak ada sewaktu-waktu, serta cuaca yang ekstrim. Karena itu, jika waktu yang ada tidak digunakan sebaik-baiknya, pelayanan kesehatan di ketiga desa tersebut bisa saja tidak dapat dilaksanakan.

"Ada satu kejadian yang mungkin tidak akan pernah kami lupakan. Ketika pergi memberikan pelayanan Kesehatan di tiga desa melewati selat Capalulu, saat saya bersama teman-teman nakes pergi memberikan pelayanan kesehatan, cuaca di laut dan arus terlihat kurang baik," ungkap Rizal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun