Sebagai orang yang lahir dari keluarga suku Rote, saya pun sebenarnya tidak terlalu memahami setiap makna dari kesenian yang ada.Â
Biasanya tipe orang seperti saya sering disebut sebagai "Rote tempelan", karena kurangnya pengetahuan terhadap adat dan budaya suku sendiri. Saya menyukainya karena musik dan tarian tersebut sangat bagus dan unik.
Setelah sedikit bertanya dan membaca, saya mendapatkan secuil pemahaman tentang musik gong Rote dan tarian foti. Alat musik gong terdiri dari beberapa susunan yang dimainkan. Setiap susunan memiliki arti tersendiri yang menggambarkan keluarga.Â
Dalam bahasa Rote, gong disebut sebagai meko. Ada bilah gong yang melambangkan ibu, ayah, anak-anak, hingga keluarga lainnya. Penjelasan lengkapnya bisa dilihat di sini.
Gaya permainan gong Rote menggunakan teknik pentatonik yang dimainkan oleh beberapa orang. Karena itu, selain terdapat fungsi sosial, ada juga fungsi edukatifnya.Â
Dengan berlatih atau memainkan musik gong, pemainnya akan menjadi lebih saling menghormati, tidak egois, serta meningkatkan kemampuan koordinasi.
Dari yang saya perhatikan, dalam memainkan gong Rote, menjaga tempo permainan adalah kuncinya. Jika salah seorang pemain salah memukul gongnya, temponya akan terganggu dan merusak permainan orang lain. Karena itu, kerja sama dan chemistry adalah hal yang utama.
Selanjutnya, tarian foti juga menjadi kesenian yang terkenal dan banyak disukai orang Rote. Foti berarti cepat. Mengutamakan kecepatan kaki yang dihentakan ke tanah hingga abu dan debu mengepul membuat orang-orang yang menontonnya akan terbawa suasana semangat.
Tarian foti biasanya dilakukan oleh penari pria. Ada yang melakukannya sebagai hiburan, ada juga yang menyebutnya sebagai tarian kemenangan perang.
Menurut saya, kesenian ini merupakan identitas dan kebanggaan yang patut dilestarikan. Meski arus globalisasi terus menerpa dan membuat kebudayaan negara lain sepertinya lebih menarik, kita tetap perlu mempelajari kebudayaan daerah kita sendiri.