Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

1,5 Miliar Masker Tergenang di Laut Selama 2020, Ini Akibatnya!

18 Januari 2021   13:10 Diperbarui: 18 Januari 2021   13:17 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak akhir tahun lalu, berbagai media masa memberitakan sebuah laporan terbaru dari lembaga konservasi OceansAsia. Dalam isi laporan itu disampaikan bahwa pada tahun 2020 kemarin, diperkirakan lebih dari 1,5 miliar masker berakhir di lautan.

Angka ini terbilang sangat luar biasa besar. Apalagi mengingat efek yang akan ditimbulkan dari masker yang dibuang secara sembarangan di laut.

Seperti yang diketahui, penggunaan masker secara global mulai dikampanyekan dan diwajibkan pada semua masyarakat ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Cara tersebut merupakan salah satu upaya terbaik dalam mencegah penyebaran virus Corona. Dengan menutup mulut dan hidung menggunakan masker, maka pintu masuk Covid-19 ke dalam tubuh manusia akan tertutup.

Masalah yang Ditimbulkan

Kendati demikian, di saat pencegahan Covid-19 sedang berlangsung, masalah besar lain bisa saja terjadi. Masalah tersebut adalah masker bekas pakai yang dibuang secara sembarangan. Hal tersebut dapat mendatangkan efek negatif bagi manusia dan lingkungan.

Bagi manusia, masker bekas pakai termasuk dalam limbah bahan beracun berbahaya atau limbah B3. Hal itu membuatnya perlu diolah secara khusus. Jika tidak, limbah masker dapat berpotensi besar menjadi media penyebaran penyakit.

Bagi lingkungan, bahan-bahan pembuatan masker yang memakan waktu lama untuk terurai dapat membuat alam menjadi tercemar. Masker bedah sekali pakai terdiri dari komponen seperti kain non-woven dan karet pengait telinga yang elastis. Ada pula kawat kecil yang berada pada bagian tengah masker untuk menyesuaikan posisi masker pada hidung.

Bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu 50 hingga ratusan tahun untuk dapat terurai oleh alam. Lebih lanjut, komponen dari banyaknya limbah masker juga dapat menghasilkan beribu-ribu ton polusi plastik berukurang sangat kecil yang akan mencemari lautan.

Polusi plastik tersebut dipastikan dapat mencemari dan mengancam keamanan dan kualitas makanan dari laut dan berefek pada kesehatan manusia yang mengonsumsinya. Di sisi lain, limbah masker juga dapat berpengaruh buruk pada ekosistem laut, kualitas pariwisata, serta berkontribusi pada perubahan iklim.

Langkah Kecil Mengatasinya

Bagi kita yang membuang satu masker saja ke laut atau lingkungan, mungkin saja hal tersebut dianggap sangat sepele. Akan tetapi, data menunjukkan bahwa bermiliar-miliar orang bersama-sama melakukannya. Hal itu mengakibatkan jumlahnya menjadi sangat luar biasa banyaknya.

Untuk itu, langkah kecil perlu dilakukan untuk mengatasi hal ini. Langkah sederhana dapat dilakukan dengan mengganti masker sekali pakai dengan masker kain yang bisa dipakai ulang. Kecuali jika memang diharuskan untuk menggunakan masker bedah, barulah kita gunakan. Dengan begitu, kita bisa mengurangi limbah dari barang sekali pakai.

Cara lainnya yang bisa dilakukan akan dengan tidak membuang masker bekas pakai secara sembarangan. Dalam pedoman pengolahan limbah masker dari masyarakat, Kementerian Kesehatan memberikan beberapa langkah sederhana.

Langkahnya dimulai dengan mengumpulkan masker bekas pakai. Limbah tersebut kemudian direndam dalam larutan disinfektan, klorin, atau pemutih. Kemudian, ubahlah bentuk masker bekas pakai tersebut dengna cara merusak talinya, serta dipotong menjadi beberapa bagian agar tidak digunakan kembali nantinya. Setelah itu, buanglah ke tempat sampah dan jangan lupa untuk mencuci tangan.

Mari mulai dengan cara-cara yang sederhana dan terus ingatkan diri untuk tidak membuang masker bekas pakai secara sembarangan, termasuk di lautan. Setiap langkah kecil yang dilakukan dapat berpengaruh besar bagi diri kita, orang-orang di sekitar kita, hingga lingkungan secara luas.

Referensi: Green Matters; IUCN; P-WEC; Kemkes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun