Kapal yang saya tumpangi mulai oleng ke kanan dan kiri ketika laut telah disongsong cukup jauh dari darat. Setelah menunggu sejak jam delapan pagi di pelabuhan Bolok Kupang, kapal Feri KMP Lakaan yang saya tumpangi akhirnya berangkat menuju Aimere.
Saya adalah salah satu dari anak rumahan yang sebenarnya tidak terlalu senang bepergian, jika tidak dengan alasan penting. Kebetulan, tempat kerja saya mendapatkan sebuah project di Kabupaten Ngada. Hal inilah yang membuat saya ditugaskan untuk menyusul beberapa teman saya yang sudah pergi duluan sebulan lalu.
Sungguh perjalanan yang cukup menantang bagi saya. Menantang? Tentu saja! Untuk ukuran seseorang yang tidak terbiasa bepergian jauh ke tempat yang baru, perjalanan ini terbilang membuat saya lumayan gugup dan ragu.
Kebanyakan teman baru saya ini berasal dari Manggarai dan Sumba. Hal itu membuat saya bisa mengorek sedikit keadaan daerah Flores dari mereka.
Setelah melewati perjalanan laut selama 18 jam dari Kupang, akhirnya kapal Feri yang terbilang cukup bersih tersebut bersandar di pelabuhan Aimere.Â
Kedatangan para penumpang langsung disambut oleh protokol kesehatan berupa pengukuran suhu, pendataan, dan peringatan untuk melaksanakan anjuran-anjuran kesehatan yang telah diberikan.
Tempat tinggal kami di Ngada bertempat di daerah Tanalodu, Kota Bajawa yang ditempuh selama satu jam dari Aimere. Dalam perjalanan ke Bajawa, untuk pertama kalinya saya merasakan rute perjalanan yang begitu berkelok-kelok dan berbukit-bukit.Â
Meski begitu, udara yang sangat sejuk ditemani pemandangan gunung Inerie yang terpampang membuat rasa capek dapat berkurang secara drastis.
Saya tiba di tempat tinggal kami sekitar pukul 11 siang. Saya dan teman-teman menyewa sebuah home stay yang terletak di dataran tinggi selama kami bertugas di sini.
 Rumah ini berhadapan langsung dengan pemandangan pegunungan di Bajawa yang indah. Tubuh yang lumayan capek dan masih oleng langsung saja diistirahatkan sejenak.