"Dunia ini panggung sandiwara..."
Begitulah kira-kira sepotong lirik dari lagu yang dipopulerkan oleh salah satu grup musik legendaris Indonesia, God Bless. Hingga kini, lagu tersebut masih terus bisa dinikmati dan terbilang popular di kalangan masyarakat.
Mungkin saja karena lagu itu memiliki relasi yang cukup kuat dengan kehidupan kita sehari-hari. Ada yang sependapat? Lantas, jika hidup adalah sebuah panggung sandiwara, peran apa yang sedang kau mainkan?
Jika menyebut kata panggung, yang terbesit di benak kita pastinya adalah dunia seni pertunjukkan atau peran. Panggung menjadi tempat bagi para pemeran yang dikenal sebagai artis untuk ditonton oleh penggemar, haters, hingga seluruh pecinta seni peran.
Sedangkan, sandiwara merupakan bagian dari upaya sang artis untuk menghibur para penontonnya. Kita mengenalnya dengan sebutan acting.
Kita tentu sudah tak asing mendengar kata protagonis (pemeran berkarakter baik) dan antagonis (pemeran berkarakter jahat). Apapun peran yang didapatkan oleh artis, ia akan se-profesional mungkin memainkannya.
Bahkan, saat sedang tenggelam dalam perannya, sifat dan tingkah laku dari sang artis bisa berubah 180 derajat dari karakter aslinya. Begitulah kira-kira gambaran tentang dunia panggung sandiwara secara umum (Yang saya pahami! Mungkin kamu memiliki pemahaman lain).
Kembali pada lirik lagu 'dunia ini panggung sandiwara'. Mari kita coba menempatkan diri pada posisi setuju bahwa dunia ini MEMANG merupakan panggung sandiwara.
Panggung bisa diibaratkan sebagai bumi atau lingkungan tempat kita hidup. Lalu, kita adalah pemeran yang sedang berdiri di atas panggung sambil memainkan peran.
Ada peran yang kita pilih sendiri melalui proses casting yang melelahkan. Ada peran yang dipilihkan bagi kita oleh Sutradara. Pada akhirnya, keduanya tetap akan diarahkan oleh Sutradara.
Pertanyaanya, peran protagonis atau antagonis kah yang sedang kita mainkan? Lalu, kika kita memilih dan dipilih untuk memainkan peran protagonis, sudahkah kita lakukan secara baik?
Setiap kita terlahir ke panggung ini sebagai "kertas putih". Kemudian, bait demi bait skrip adegan kehidupan dituangkan dalam pribadi kita melalui tinta kehidupan. Tinta itulah yang memberi gambaran tentang alur cerita dan peran kita.
Hingga tiba saatnya, skrip yang telah dibaca mengharuskan kita sebagai pemeran untuk melaksanakan adegan secara profesional. Jika skrip merupakan pengalaman hidup, maka acting adalah proses penerapan dari pelajaran yang telah kita peroleh. Uniknya, Sang Sutradara memberi kehendak bebas pada kita untuk berimprovisasi sesuai dengan keinginan kita.
Ada orang yang mendapatkan skrip dengan cerita yang dipandang buruk atau membosankan oleh penonton. Tetapi, berkat skill actingnya, ia mampu mengubah hal itu menjadi cerita yang sangat menarik. Ada pula yang mendapatkan cerita yang menarik, namun tak mampu membangun karakter dengan baik. Alhasil, cerita yang dimainkan tidak menjadi bermakna.
Terkadang, sebuah panggung bukan hanya menjual jenis peran, tapi kesan apa yang bisa diberikan si pemeran pada penonton. Karena itu, kita patut bersyukur bila peran yang diberikan kepada kita adalah protagonis. Cara mensyukurinya adalah memainkan peran itu secara total.
Kita semua dipercaya 100% oleh Sutradara untuk mengembangkan cerita yang Ia buat dan arahkan dengan kreativitas kita. Jadi, kembangkanlah setiap bait skrip cerita yang ada di tangan kita agar memberi makna dan inspirasi bagi penonton.
Ada artis yang lembaran skripnya sudah hampir habis. Di sisi lain, ada yang masih menyisahkan banyak lembar untuk dibaca dan diperankan. Jangan sia-siakan jatah scene cerita yang tersedia untuk kamu, dan juga saya.
Ingatlah, hal yang terpenting dalam dunia seni peran adalah selalu mendengarkan arahan dari Sang Sutradara dan melaksanakannya secara benar. Karena, film terbaik selalu dihasilkan dari buah pikiran Sutradara yang luar biasa.
Bersyukur sekali, kita sedang berada dalam sebuah karya masterpiece dari Sutradara Agung yang maha kreatif dengan cerita-cerita penuh kebaikan untuk kita perankan. Jadi, peran apakah yang sedang kau mainkan?
Selamat memerankan: 3... 2.... 1.... Action!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H