Banyak orang menyenangi permen karet. Rasa manis yang dihasilkan membuat orang-orang dari berbagai macam kalangan menggemari kegiatan mengunyah permen yang sering dibuat berbentu balon oleh mulut para pengunyah tersebut. Rasanya bisa membuat orang yang mengunyahnya merasa riang.
Permen karet yang sedang berada di mulut sering kali dikunyah dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama dikunyah, rasa manisnya akan makin menghilang. Hal itu sudah seperti zona nyaman yang semakin lama ditinggali, akan semakin membuat hati terasa sepat. Dengan kata lain, zona nyaman akan terasa menyiksa, serta berubah menjadi ketidaknyamanan.
Semakin dikunyah, mengapa permen karet semakin kehilangan rasa manisnya? Yang saya tahu, air liur di mulut akan mengolah kandungan pemanis yang terdapat dalam permen karet. Kandungan pemanis tersebut lalu masuk ke dalam perut dan dicerna. Sedangkan, permennya sendiri tidak boleh ditelan dan terus dimainkan di mulut.
Rasa manis biasanya menggambarkan kenyamanan, hati yang menggebu-gebu, hingga rasa semangat dalam melakukan sesuatu. Contohnya seperti bekerja, belajar hal yang baru, atau pun menjalani suatu hubungan yang masih "panas-panas tai ayam". Awalnya terasa sangat manis, namun makin lama rasa manis tersebut mulai pudar.
Mengapa bisa pudar? Seperti proses mengunyah yang dilakukan secara berulang, kegiatan yang terus dilakukan secara berulang akan membuat rasa jenuh menerjang jiwa dan tubuh.
Zona nyaman biasanya tergambar sebagai hal yang disenangi. Tetapi wilayah ini juga bisa jadi area pernyiksaan bagi beberapa orang. Terlebih bagi mereka yang tidak ingin terlalu terkekang dengan suatu rutinitas yang sama dalam jangka waktu lama. Akhirnya, produktivitas akan menjadi sulit untuk dicapai secara total.
Banyak orang didapati masih akan terus mengunyah permen karet yang rasa manisnya telah betul-betul hilang. Saya pun begitu. Penyebabnya seperti kebanyakan kasus yakni rasa takut untuk keluar. Pertanyaan seperti, "Bagaimana nantinya?" sering muncul di kepala.
Hal itu biasanya membuat mulut menjadi terasa pahit. Sudah tidak nyaman, ditambah rasa pahit, orang yang menyukai rasa manis pasti tak akan betah dengan keadaan seperti ini.
Permen karet lalu akan buru-buru dikeluarkan dari mulut dan dibuang. Ada kalanya permen karet bekas akan dibuang pada tempat sampah, lebih banyak lagi ditempeli pada bagian bawah kursi atau meja.
Di tahap ini, cara untuk keluar dari zona nyaman yang menyiksa akan menjadi sorotan. Kita bisa keluar dari ketidaknyamanan (zona nyaman yang menyiksa) dengan cara yang benar dan sesuai aturan. Kita juga bisa keluar dengan cara instant dan meninggalkan jejak yang mengganggu orang lain.
Huh, ini hanyalah tulisan sedikit ngawur dari orang biasa yang sedang berpikir keras bahwa zona nyaman bisa saja menyiksa diri sendiri. Entah mengapa, pengalaman mengunyah permen karet lah yang teringat ketika hal ini sedang dibayangkan.
Ini semua tentang pertimbangan. Hidup adalah pilihan yang harus terus dijalani dengan membuat keputusan setiap hari, hingga akhir nanti. Kehidupan memang tak sesederhana permen karet. Tapi, kita bisa sedikit belajar dari kegiatan mengunyah permen karet. Selamat mengunyah dan jangan tempelkan sisanya di sembarang tempat (juga peringatan bagi diri sendiri juga).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H