Mataku langsung menoleh kepada riuh sorai itu berasal. Tawa yang terdengar lantas diikuti tangisan Rembulan yang baru lahir. Setelah beribu menit kegelapan menjadi masa penantian. Sinar yang memberi damai hadir dan membawa sukacita.
Dalam masa kelam sempatku bertanya. Apakah Rembulan sudah gugur sebelum lahir? Tak ada tanda bahwa malam akan melahirkannya hari ini. Sempat tak ingin lagi ku menatap ke atas.
Para bintang memiliki peran dalam mengembalikan harapan. Kerlap-kerlip yang penuh pesona rela mereka beri. Semua demi kesanggupanku kembali menanti. Semua demi kesanggupanku kembali berjuang.
Kini, Rembulan sudah berada di sisiku. Rasanya seluruh dunia pun mampu ku hadapi. Dingin malam tak lagi jadi penghalang. Asal bersama Rembulan, mungkin aku tak akan terantuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H