ASI yang diberikan oleh ibu pada anaknya tidak terasa pedas sehingga membuat anaknya sakit perut. Jika ia mengalami sakit perut, mungkin saja ada gangguan lain yang perlu diperiksakan sesegera mungkin.
Bagi sang ibu, ada juga yang mengatakan bahwa saat mereka selesai beraktivitas, air susu yang hendak diberikan pada anak hendaknya diperah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan air susu yang keluar pertama setelah mereka selesai beraktivitas sudah basi.
Hal ini tidak benar, karena apapun aktivitas yang dilakukan oleh sang ibu, air susu ibu yang berada dalam tubuhnya tidak mungkin menjadi basi. ASI akan menjadi basi hanya jika diperah keluar dan didiamkan selama beberapa hari di luar.Â
Jadi, sepulang beraktivitas, mereka bisa langsung menyusui anaknya. Yang perlu dilakukan hanyalah membersihkan tubuh terlebih dahulu sebelum menyusui.
Selain bagi ibu, ada juga kepercayaan tentang makanan yang harus diberikan pada bayi yang baru lahir. Beberapa orang mempercayai bahwa memberikan madu pada bayi yang baru lahir akan membuatnya cerdas. Orang lain juga mengatakan bayi yang baru lahir harus diberikan kopi agar ia tidak mengalami kejang.
Kedua hal tersebut tidak benar, karena bayi yang baru lahir hingga berumur enam bulan hanya boleh diberikan ASI saja (ASI Ekslusif). Makanan dan minuman (termasuk air putih, madu, teh, dan kopi) belum bisa dicerna oleh lambung mereka yang belum kuat.
Madu baru bisa dikonsumsi oleh anak jika ia sudah berusia di atas satu tahun. Itupun dalam takaran yang sangat sedikit. Alangkah lebih baiknya madu diberikan saat anak berusia tiga tahun ke atas. Hal ini dikarenakan bakteri dalam madu baru bisa dikonsumsi sedikit oleh anak pada usia ini.
Untuk kopi, sebaiknya minuman ini tidak diberikan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan zat cafein dan zat lain yang terkandung dalam kopi belum bisa diterima dengan baik oleh anak. Zat-zat tersebut bisa mengganggu kondisi tubuh mereka. Jadi, mengonsumsi kopi lebih dianjurkan bagi orang dewasa saja.
Selain mitos tersebut, ada juga kepercayaan yang membuat beberapa orang cukup takut untuk melanggarnya. Di suatu desa di daerah Timor, terdapat beberapa marga yang tidak boleh mengonsumsi ayam.Â
Ada pula yang tidak boleh mengonsumsi sayur tertentu. Larangan terhadap makanan-makanan tersebut tergantung pada masing-masing marga. Setiap marga memiliki pantangan makanannya masing-masing.
Hal ini berkaitan dengan sumpah dari nenek moyang mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa pernah ada orang yang melanggar pantangan tersebut, lalu terjadi hal buruk padanya seperti kecelakaan.