Membaca buku setiap hari. Saat mendengarnya, banyak orang mungkin akan berpikir bahwa hal tersebut sangat membosankan.Â
Membaca merupakan hal yang dianggap cukup "tabu" bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan membaca buku seringkali hanya dikaitkan dengan kaum intelektual ataupun orang-orang yang "cupu" dan kurang pergaulan.
Akhirnya, banyak orang lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain dibanding membaca. Survei yang dilakukan oleh World's Most Literate Nations Ranked memperlihatkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca.Â
Data dari Unesco juga menunjukan bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya satu orang yang gemar membaca. Hal ini menjadi bukti bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia sangat rendah.
Padahal, semua orang tentu mengetahui bahwa membaca buku memiliki segudang manfaat. Dengan membaca, seseorang akan memiliki tingkat kecerdasan dan kreativitas yang baik, serta kesehatan mental yang terjaga.Â
Khusus untuk kesehatan mental, hal ini sangat penting untuk dijaga karena jika mental seseorang terganggu, akan ada masalah lain yang bisa ditimbulkan. Lalu, mengapa kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh membaca buku?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui bahwa di masa yang serba modern ini, banyak sekali benda elektronik yang lebih menarik dari pada buku. Sebut saja ponsel pintar, televisi, dan tablet merupakan bagian dari benda-benda menarik tersebut. Hal ini mendukung banyak orang yang lebih tertarik melakukan aktivitas lain dibanding membaca.
Survei yang dilakukan oleh Perpusnas beberapa tahun yang lalu di 28 Kabupaten/Kota membuktikannya. Hasil survei menunjukan bahwa hanya sebanyak 35% responden yang gemar membaca, sedangkan 65% lainnya lebih suka melakukan aktivitas seperti menonton televisi, menggunakan ponsel untuk sosial media, menggunakan tablet dan komputer. Dengan tren yang ada saat ini, aktivitas membaca buku bukanlah hal yang menarik.
Hal tersebut mengakibatkan banyak sekali orang menjadi anti sosial, sulit berempati, dan mudah depresi atau stres. Masalah kesehatan mental tersebut dapat menjangkiti semua usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kegunaan Membaca Buku bagi Anak-anak
Bagi anak-anak, membaca dapat berpengaruh besar bagi kesehatan mentalnya. Saat anak-anak membaca, mereka akan dapat belajar untuk memahami segala hal tentang perasaan, cara mengekspresikan emosi, serta mencari atau memberi dukungan pada orang lain.
Lewat buku, mereka juga akan mendapatkan peningkatan kepercayaan diri. Buku-buku seperti cerita pendek, dongeng, dan komik merupakan jenis buku yang sangat cocok bagi kelompok usia ini.
Untuk itu, anak-anak perlu dibiasakan untuk gemar membaca sedari dini. Bagaimana caranya? Tentu bukan dengan perintah atau suruhan. Cara terbaik untuk membuat mereka memiliki kebiasaan membaca adalah dengan memberikan contoh atau membaca bersama mereka.
Ada yang mengatakan bahwa anak-anak lebih ahli mengikuti contoh/teladan dibandingkan mendengar perintah. Jadi, jika orang dewasa menunjukan bahwa membaca itu menyenangkan, anak-anak juga akan dengan senang hati mengikutinya.
Kegunaan Membaca Buku bagi Orang Dewasa
Bagi orang dewasa, membaca sangat berguna untuk mencegah penurunan daya ingat. Sebuah studi psikologi menyatakan bahwa kebiasaan membaca sedari usia muda hingga usia lansia dapat membantu mengurangi penurunan daya ingat sebanyak 30%.
Membaca juga dapat melatih otak untuk terus "bergerak". Sel-sel pada otak juga akan mengalami peningkatan konektivitas, khususnya pada bagian somatosensory cortex yang berfungsi untuk merespon sensasi fisik seperti gerakan atau rasa sakit. Hal ini akan membuat seseorang yang gemar membaca tidak mudah mengalami "loading lambat". Otaknya akan terlatih untuk merespon gerakan dengan cepat.
Dengan membaca, seseorang juga akan memiliki pola tidur yang lebih berkualitas, mencegah penurunan kognitif, dan membantu mengatasi depresi. Membaca buku juga akan membuat perasaan menjadi lebih nyaman, tenang, serta membatu orang untuk berpikir secara logis.
Terdapat juga sebuah terapi yang cukup terkenal di Amerika tentang membaca buku. Terapi tersebut dinamakan "Blibiotherapy". Terapi ini menggunakan buku untuk mengatasi masalah pada kesehatan mental seseorang. Bahkan mereka memiliki klinik tersendiri dalam menerapkan terapi ini. Jenis buku yang digunakan teridiri dari fiksi, biografi, hingga buku yang bermaterikan rohani atau spiritual.
Selain meningkatkan empati, buku fiksi dapat digunakan untuk meningkatkan skill sosial dan kemampuan untuk memahami perasaan secara lebih mendalam.Â
Buku biografi adalah buku yang banyak memuat pengalaman orang lain dengan sangat detil. Hal ini dapat membantu seseorang dalam mengatur strategi ketahanan dirinya. Apalagi jika buku biografi tersebut memuat kisah inspiratif dari orang lain. Pembaca akan memiliki harapan yang kuat karena terinspirasi dari buku tersebut.
Buku yang memuat materi rohani dan spiritual akan meningkatkan keyakinan diri, iman yang teguh, mental yang kuat, dan emosi yang dapat dikontrol. Dengan hal-hal tersebut, kesehatan mental seseorang akan menjadi sangat kuat. Mental yang kuat akan berpengaruh positif pada aspek kehidupannya yang lain.
Masih banyak jenis-jenis buku dengan kelebihanya masing-masing. Buku yang hendak dibaca juga alangkah baiknya dipastikan terlebih dahulu kualitasnya agar tidak memuat materi yang justru negatif.
Untuk bisa terbiasa gemar membacapun, seseorang perlu melakukannya secara perlahan. Mulailah dengan memilih jenis atau tema buku yang paling disukai.Â
Jika belum bisa membaca buku dengan banyak halaman, mulailah dengan buku yang memiliki halaman tipis. Jika sudah mulai terbiasa, pembaca dapat mulai meningkatkan jumlah halaman buku dan mengganti jenis buku dengan topik yang lain. Hal yang terpenting adalah konsistensi.
Kebiasaan membaca yang terbangun akan membantu merawat kesehatan mental bagi pembacanya. Oleh karena itu, jika ingin memiliki kesehatan mental yang terjaga dengan baik, biasakanlah membaca buku.
Salam sehat.
Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H