Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya "Jam Karet" dan Upaya Mengatasinya

20 Januari 2020   20:11 Diperbarui: 20 Januari 2020   20:31 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dailydot.com

"Kenapa acaranya tidak tepat waktu?" "Biasalah... Orang-orang sini sukanya pakai jam karet!" Kalimat seperti ini sudah pasti sering kita dengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah jam karet sudah tidak asing lagi bagi telinga hampir seluruh masyarakat.

Jam karet memiliki arti yang merujuk pada sebuah elastisitas waktu atau waktu yang dapat ditarik (undur) sehingga suatu ketentuan waktu yang telah ditetapkan berubah dari yang seharusnya. Istilah ini sepertinya sudah menjadi budaya masyarakat sejak zaman dahulu.

Berdasarkan tulisan dari sebuah artikel, konon katanya istilah jam karet muncul dari perilaku pengusaha Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Dikatakan bahwa saat itu pemerintah Hindia Belanda mengundang para pengusaha karet tersebut untuk bertemu.

Saat itu mereka sudah mengenal jam saku, sehingga diharapkan mereka tidak datang terlambat. Namun, mereka sering datang di waktu yang sangat molor dari waktu yang telah ditentukan. 

Hal ini disebabkan karena mereka tidak tahu menggunakan atau membaca jam saku. Karenanya, jam yang mereka pakai hanya dijadikan sebagai pajangan.

Jam karet memiliki banyak sekali penyebab. Bisa jadi, setiap daerah memiliki alasan yang berbeda-beda yang menjadi penyebab jam karet. Penyebab seperti malas, meremehkan suatu pekerjaan atau acara, hingga kebiasaan masa bodoh atau apatis dapat menjadi penyebab umumnya.

Seseorang yang memiliki karakter malas akan sulit untuk melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Jika ia memiliki suatu tugas atau acara yang penting, mungkin saja ia akan melakukannya dengan setengah-setengah, termasuk tidak tepat waktu dalam melaksanakan tugasnya. Meski kemalasan merupakan hal yang cukup umum dan relatif, namun ketika ditanyai penyebab seseorang datang terlambat, rasanya kata malas akan masuk dalam urutan teratas.

Jam karet yang dilakukan oleh seseorang juga dapat disebabkan karena orang tersebut menganggap suatu janji atau ketentuan sebagai hal yang tidak terlalu berarti dan tidak memiliki konsekuensi apapun baginya. 

Dengan kata lain, orang tersebut menganggap remeh suatu janji serta tidak menghargai orang lain. Orang dengan tipe ini hanya akan datang tepat waktu jika hal tersebut ia anggap sangat penting.

Salah satu contohnya saat ia memiliki janji pertemuan bersama orang yang ia hargai, ia akan datang lebih awal. Namun, jika orang tersebut tidak terlalu terpandang baginya, maka kemungkinan besar ia akan menganggap pertemuan bersama orang tersebut kurang penting.

Kebiasaan masa bodoh atau apatis pun juga merupakan hal yang sering menjadi penyebab jam karet. Hal ini berkaitan dengan karakter seseorang yang sangat "plegmatis" dan tidak dapat ia kontrol dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun