Masa liburan telah berlalu dan semua orang telah kembali pada rutinitas masing-masing, termasuk para pekerja. Berbicara mengenai bekerja, hal ini tak terlepas dari duduk dalam jangka waktu yang lama, khususnya bagi pekerja kantoran.
Banyaknya tugas serta tanggungjawab yang ada, menuntut seorang pekerja bisa duduk selama berjam-jam tanpa bergerak. Beratnya pekerjaan yang membuat seseorang dapat menjadi terbeban dan stress, apalagi dikombinasikan dengan posisi duduk yang tidak nyaman, maka hal ini dapat memberikan dampak yang yang buruk bagi kesehatan.
Apa saja efek buruk posisi duduk yang tidak tepat? Dalam jangka yang pendek, posisi duduk yang tidak tepat dan terlalu lama dapat menyebabkan pelemahan pada kaki dan persendian sehingga menyebabkan pekerja merasa sangat lemah dan lelah ketika bangun dari posisi duduknya. Selain itu, dapat juga terjadi rasa kaku pada bagian punggung hingga leher. Bagian pinggul hingga belakang juga akan merasa sakit atau pegal.
Selain secara fisik, mental seseorang juga akan mengalami gangguan seperti anxiety atau depresi hingga menyebabkan stress kerja yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh posisi duduk yang tak nyaman dan dalam jangka waktu yang lama serta tidak melakukan gerakan lain, ditambah dengan banyaknya hal yang harus dipikirkan.
Dalam jangka waktu yang panjang, hal ini juga dapat menyebabkan beberapa efek yang berbahaya. Hal yang biasanya terjadi adalah berat badan yang melebihi batas atau obesitas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya gerakan yang dilakukan oleh pekerja sehingga lemak dan gula yang dikonsumsi tidak terproses dengan baik dalam tubuh. Gerakan fisik yang teratur dapat membantu proses metabolisme dalam tubuh sehingga lemak yang masuk dalam tubuh dapat melalui proses pembakaran yang baik pula.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli juga mengemukakan bahwa duduk selama lebih dari 23 jam dalam seminggu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebanyak 147%. Selain itu, meski belum terlalu jelas hasilnya, namun banyak juga yang mengatakan bahwa risiko kanker paru, rahim dan usus besar juga dapat meningkat.
Salah satu study juga menunjukan bahwa risiko diabetes dapat meningkat sebanyak 112% akibat duduk terlalu lama. Posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan varises hingga kelainan pada tulang belakang.
Mengenai kelainan tulang belakang, terdapat tiga macam kelainan yang sering terdengar yakni skoliosis, kifosis dan lordosis. Ketiga kelainan ini dapat mengganggu fungsi tubuh dan juga penampilan seseorang.
Skolisosis merupakan kelainan tulang belakang berupa bentuk tulang belakang yang berubah menjadi bentuk huruf C atau S. Tulang-tulang yang harusnya bertumpuk sejajar ini berubah menjadi tidak beraturan karena kelainan ini. Kelengkungan yang terjadi dapat mencapai 10 derajat, serta bahu dan pinggulnya tidak terliha rata.
Kifosis merupakan kelainan tulang belakang yang terjadi pada bagian punggung atas. Terlihat dengan punggung atas memiliki kelengkungan sebesar 50 derajat. Orang dengan kelainan ini biasanya terlihat bungkuk. Kelainan ini sering terjadi pada wanita yang tua ataupun berhubungan dengan osteoporosis yang terjadi.
Lordosis ditunjukan dengan tulang belakang yang melengkung ke depan secara berlebihan. Meski tulang belakang normalnya juga melengkung, namun lengkungan yang tercipta dari kelainan ini terlilhat sangat melengkung ke dalam. Hal ini juga dapat mempengaruhi leher dan punggung bawah.