Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rahasia

4 Januari 2020   20:31 Diperbarui: 4 Januari 2020   21:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama rasanya tak ada rahasia yang tinggal bersama kita. Sebabnya tak lain karena kuping jahat belakangan ini sangat giat bekerja. Entah mereka dibayar berapa? Mungkinkah hanya itu satu-satunya cara agar mereka bahagia?

Belum lagi para egois sudah tak mampu setia menjaga pintu tertutup. Mulut seribu sangat bangga dengan kelincahan mereka mencuri harta kita. Lantas, jika sudah tak ada lagi rahasia, siapa yang mesti kita diamkan? Jika kau minta kita melahirkan satu lagi yang baru, apakah kita masih kuat?

Lihatlah, para perampok bersorai menikmati setiap harta yang kita usahakan. Sementara mereka menikmati rahasia yang kita tabung, kita telah jadi miskin. Mungkin sudah saatnya kita memulai kembali. Namun, kali ini simpan saja sendiri rahasia kita masing-masing.

Kota Rahasia, 4 Januari 2020

Si Penabung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun