Senyum dan bibir telah menjadi musuh. Semoga cepat berdamai. Di sisi lain, mata yang selama ini bagaikan kali mati, mulai teraliri banyak air karena hebatnya badai. Jika badai berlalu, adakah kali tersebut kering tanpa arti? Ataukah membuat yang tertanam jadi subur?
Ada tanam dan panen yang berpasang mesra. Lahir dan mati juga tak kalah mesranya, bahkan lebih lagi. Itulah kehidupan. Meski polanya selalu sama, namun mengapa hati tak terbiasa dalam merasa? Â Setiap pola tersebut berbagi rasa, segelintir hati mulai mengaca, kapan giliranku?
Adalah pasti bahwa susah dan senang akan bergantian menyapa. Tangis dan senyumpun selalu menjadi teman setia dalam langkah menuju hilangnya kefanaan. Â Tolong katakan pada dunia, semua akan baik-baik saja.
Yang hari ini ada, esok tiada. Yang hari ini tiada, esok kan dikenang sini-sana. Yang hari ini dikenang, sudah tinggalkan dua buah untuk dirasa. Pahit atau manis. Manakah yang sekarang kita tanam?
Kupang, 10 Agustus 2019
Harry Andrean Dethan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H